
Suram! Kasus Covid-19 di China Bikin Harga Nikel Lesu

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga nikel dunia tertekan karena kebijakan karantina wilayah di China dilanjutkan akibat penyebaran Covid-19 yang masih tinggi di negara yang merupakan konsumen nikel terbesar dunia tersebut.
Pada Jumat (22/4/2022) pukul 15.26 WIB harga nikel dunia tercatat US$ 33.645/ton, turun 0,78% dibandingkan dengan harga penutupan kemarin.
Sudah beberapa hari kasus di China ini mengalami peningkatan, makanya pihak China melakukan penguncian ketat (lock down) di daerah tersebut. Dan rencana, akan dilonggarkan dalam waktu dekat namun batal dilakukan karena kasus masih tinggi.
Shanghai melaporkan 15.861 kasus virus corona tanpa gejala lokal baru pada Rabu (20/4/2022), turun dari 16.407 sehari sebelumnya. Namun, kasus bergejala mencapai 2.634, naik dari 2.494.
Distrik pusat Jingan, rumah bagi hampir 1 juta orang dan beberapa mal paling mencolok di kota itu, pada Kamis pagi mengatakan tidak akan lagi mengizinkan penduduk keluar dari kompleks perumahan mereka dengan alasan risiko penularan besar.
Pada konferensi pers reguler, Wakil Gubernur distrik Chongming mengatakan sebagian besar pembatasan akan tetap diberlakukan, meskipun telah melaporkan nol kasus di luar daerah karantina dan 90% dari 640.000 atau lebih penduduknya sekarang berada di teori diizinkan meninggalkan rumah mereka.
Lockdown di China membuat para pelaku pasar khawatir terhadap permintaan nikel dunia. Maklum, China adalah konsumen terbesar nikel di dunia sebesar 1,31 juta ton pada 2020, mengacu data Statista. Sehingga permintaan dari China memiliki pengaruh terhadap laju harga nikel.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Omicron Makan Korban Jiwa, Harga Nikel Jatuh!