2 Bank Sentral Ini Bakal Makin Agresif, Rupiah Loyo di Eropa

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
22 April 2022 13:45
FILE PHOTO: Stacks of Indonesian 100,000 rupiah bank notes are seen on a table in a counting room at Bank Mandiri's headquarters in Jakarta, Indonesia  November 14, 2017. REUTERS/Darren Whiteside/File Photo
Foto: REUTERS/Darren Whiteside/File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah terkoreksi terhadap euro, poundsterling dan dolar franc swiss pada perdagangan hari ini, Jumat (22/4/2022). Artinya, Mata Uang Garuda telah terkoreksi selama dua hari beruntun di Benua Eropa, apa pemicunya?

Melansir Refinitiv, pukul 11:20 WIB, euro menguat terhadap rupiah sebanyak 0,05% di Rp 15.563,37/EUR.

Hal yang serupa terjadi pada poundsterling terapresiasi terhadap rupiah 0,06% di Rp 18.694,25/GBP dan dolar franc swiss menguat terhadap Mata Uang Tanah Air sebesar 0,07% ke Rp 15.052,42/CHF.

Kemarin, Gubernur Bank of England (BoE) Andrew Bailey mengatakan bahwa BoE sedang berjalan di garis yang ketat antara mengatasi inflasi dan menghindari resesi, di mana pasar tenaga kerja yang kuat menjadi kunci utama saat ini.

Inflasi harga konsumen mencapai 7% pada bulan Maret dan bulan lalu pengawas anggaran pemerintah memperkirakan akan mencapai puncaknya hampir 9% akhir tahun ini - beberapa kali dari target 2% BoE.

BoE telah menaikkan suku bunga tiga kali sejak Desember, lebih banyak dari bank sentral besar lainnya, dan pasar memperkirakan akan melakukannya lagi pada pertemuan berikutnya di bulan Mei.

Bailey mengatakan pertanyaan kuncinya adalah apakah pasar tenaga kerja akan melambat.

Data resmi pekan lalu menunjukkan tingkat pengangguran Inggris turun baru-baru ini ke level terendah bersama dalam hampir 50 tahun, tetapi pendapatan menyusut paling besar sejak 2013 pada Februari ketika disesuaikan dengan lonjakan inflasi, serta adanya krisis tenaga kerja.

Sementara itu, kemarin, euro naik ke level tertinggi dan telah menguat selama satu pekan terhadap dolar AS setelah serentetan komentar hawkish dari pejabat bank sentral Eropa (ECB) meningkatkan taruhan bahwa suku bunga acuan di zona Eropa akan naik.

Investor memperkirakan akan adanya kenaikan sebanyak 20 basis poin pada Juli dan pengetatan lebih dari 70 basis poin pada akhir tahun. Sehingga, suku bunga acuan akan berada di atas nol untuk pertama kalinya sejak 2013.

Hari ini, Presiden ECB Christine Lagarde dijadwalkan akan memberikan pernyataan pada pukul 8 malam waktu Indonesia.

Penguatan mata uang euro, poundsterling, dan dolar franc swiss ditopang oleh pernyataan dari pejabat ECB dan BoE yang hawkish untuk mengendalikan angka inflasi yang tinggi.

Berbeda dengan bank sentral di Benua Biru, Bank Indonesia (BI) justru pada Selasa (19/4) memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya di 3,5%. Memilih bersikap dovish, sehingga rupiah pun tertekan.

Suku bunga acuan sudah bertahan di 3,5% sejak Februari 2021 dan sudah bertahan selama 14 bulan terakhir, merupakan suku bunga acuan terendah dalam sejarah Indonesia.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Indeks Dolar AS Melesat 7 Pekan, Rupiah Dkk kok Masih Kuat?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular