Menteri Terkaya Jokowi, Sandiaga Cuan Ratusan Miliar

Tim Riset, CNBC Indonesia
22 April 2022 14:15
Menparekraf, Sandiaga Uno saat pembukaan JaKreatiFest 2021. (Tangkapan Layar Youtube BI Jakarta)
Foto: Menparekraf, Sandiaga Uno saat pembukaan JaKreatiFest 2021. (Tangkapan Layar Youtube BI Jakarta)

Jakarta, CNCB Indonesia - Sandiaga Salahudin Uno yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif diketahui merupakan pejabat pembantu pimpinan eksekutif dengan harta kekayaan paling besar.

Berdasarkan dokumen kepatuhan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), harta kekayaan Sandi meningkat hingga Rp 6,8 triliun, atau mencapai Rp 10,6 triliun tahun 2021 lalu, dari semula Rp 3,81 triliun pada tahun 2020, tepat ketika ia pertama kali menjabat sebagai menteri.

Sebagian besar masyarakat Indonesia memang mengenal Sandi sebagai politisi yang turun gunung dari dunia usaha. Karier politik Sandi langsung terbang setelah memenangkan Pilkada DKI 2017, dan kurang setahun sejak menjabat sebagai wakil Gubernur, ia langsung naik kelas.

Pada perhelatan Pilpres 2019, bersama Prabowo Subianto, Sandi menantang pertahana memperebutkan posisi paling berpengaruh di Tanah Air. Meski kalah, keduanya saat ini telah masuk dalam lingkar pemerintahan presiden Jokowi dan menjabat sebagai menteri.

Jauh sebelum menjadi figur publik yang dipuja 'emak-emak' di seantero nusantara, Sandi merupakan pebisnis ulung yang loncatan besarnya datang setelah dipecat dari kantor lamanya.

Sandiaga Uno kehilangan pekerjaannya ketika krisis keuangan Asia. Menghantam Indonesia pada tahun 1998. Kala itu, ketika ekonomi Indonesia mengalami kontraksi sebesar 14%, Sandiaga yang berusia dua puluhan harus mundur sebagai bankir investasi yang bekerja untuk perusahaan Kanada, NTI Resources.

Alhasil, dia segera kembali ke Indonesia dan pada dasarnya terpaksa menjadi pengusaha karena tidak dapat menemukan pekerjaan. Filosofi bisnisnya saat itu sederhana: Bertahan.

Perjuangannya terbukti tidak sia-sia, perusahaan yang ia dirikan bersama Edwin Soeryadjaya, Saratoga Investama Sedaya bergerak maju dan berhasil mencatatkan diri di pasar saham Indonesia setelah menerbitkan 10% saham baru untuk investor publik dan berhasil mengumpulkan dana Rp 1,49 triliun tahun 2013 silam.

Tepat sebelum IPO, Saratoga mengelola 17 perusahaan dalam portofolionya, dengan nilai asetnya telah meningkat berkali lipat setelah awal investasi. Kala itu investasi perusahaan yang paling penting adalah Adaro Energy, salah satu produsen batubara termal terbesar di Indonesia; perusahaan telekomunikasi Tower Bersama Infrastructure; dan Mitra Pinasthika Mustika, distributor sepeda motor.

Kesuksesan IPO dan investasi yang dilakukan oleh Saratoga salah satunya ikut didukung oleh perubahan haluan dari segi kebijakan hingga politik selama satu dekade lebih pasca berakhirnya orde baru di Indonesia.

Setalah Saratoga besar, Sandiaga yang berkuliah dan lulus dari sekolah di Amerika Serikat, tidak perlu lagi menunggu di area resepsionis kantor di Hong Kong dan New York untuk bertemu dengan investor. Sebaliknya, kini para investor baru malah antre menunggunya di Jakarta.

Membantu Indonesia menjembatani kesenjangan dengan menyalurkan dana ekuitas terbukti sangat menguntungkan bagi Saratoga dan Sandi. Perusahaan yang namanya diambil dari Pertempuran Saratoga dalam Perang Revolusi Amerika, berkembang pesat, dan saat ini bisnisnya bernilai Rp 50 triliun.

Sejak berdiri di masa kelam ekonomi 1998, Saratoga telah menjelma menjadi penyedia dana swasta terbesar di Indonesia. Saat ini portofolio bisnis perusahaan juga semakin berkembang dan mulai masuk ke ranah teknologi dan fintech. Beberapa investasi baru Saratoga termasuk perusahaan iklan di jaringan transportasi umum, City Vision; perusahaan rintisan energi terbarukan Xurya Daya Indonesia; fintech Julo; hingga perusahaan penyedia solusi omnichannel e-commerce Sirclo.

Meski demikian Saratoga juga tidak meninggalkan segmen bisnis yang memperbesar bisnis investasinya, pertambangan, energi dan sumber daya. Saat ini, selain Adaro dan Merdeka Copper Gold (MDKA), Saratoga juga memiliki proyek tambang emas SIhayo.

Beberapa emiten publik yang dimiliki Grup Saratoga di dalam negeri adalah Tower Bersama (TBIG), Merdeka Copper Gold (MDKA), Adaro Energy (ADRO), Mitra Pinasthika Mustika (MPMX), Aneka Gas Industri (AGII), Provident Agro (PALM) dan Nusa Raya Cipta (NRCA).

Sementara perusahaan publik yang melantai di luar negeri termasuk Sihayo Gold Limited yang diperdagangkan di Australia dan Interra Resources Limited di Singapura.

TIM RISET CNBC INDONESIA



[Gambas:Video CNBC]
Next Article Laba BCA Melejit 14,6% Hingga Dividen Saratoga Rp 814 M

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular