Ada yang Bilang Saham Ritel Bakal Cuan Gede selama Ramadan

vap, CNBC Indonesia
Jumat, 22/04/2022 13:50 WIB
Foto: Dok Mirae Asset Sekuritas

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memprediksi sektor ritel akan diuntungkan seiring dengan redanya Covid-19 yang membuat pembatasan sosial diperlonggar, sehingga akan menyemarakkan kegiatan ekonomi selama bulan Ramadan dan perayaan Idulfitri tahun ini.

Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya menilai tingkat belanja masyarakat untuk mempersiapkan dan dalam menjalani mudik di tahun ini akan naik signifikan dibandingkan dengan 2 tahun terakhir. 

Hal ini akan menguntungkan emiten ritel seperti PT Matahari Department Store Tbk (LPPF). LPPF baru saja dimasukkan ke dalam daftar saham-saham pilihan (Stock Picks) Mirae Asset Sekuritas Indonesia.


Dia menuturkan faktor meredanya Covid-19 yang akan berdampak pada peningkatan mobilitas masyarakat menjadi faktor pendukung pertama dari ramainya Bulan Puasa dan Lebaran tahun ini.

Faktor kedua adalah prediksi naiknya belanja publik di tengah perayaan Idulfitri dan faktor ketiga adalah kenaikan harga komoditas. Tren kunjungan ke stasiun, ritel dan rekreasi, taman, dan tempat kerja mencetak rekor tertinggi sejak pandemi.

"Lebih lanjut, kunjungan ke toko kebutuhan sehari-hari dan farmasi juga mencetak rekor tertinggi sejak gelombang serangan virus Covid-19 varian Delta," tutur Hariyanto dalam acara Media Day: Ramadan Season by Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Kamis (21/4/2022).

Penghuni baru Stock Picks lainnya adalah perusahaan pelayaran PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR). Dengan penambahan LPPF dan SMDR, maka Stock Picks Mirae Asset Sekuritas Indonesia menjadi BBNI, BBRI, LPPF, SMDR, ITMG, ADRO, UNTR, dan ANTM.

Sejak dimulainya Stock Pick bulanan pada Agustus 2019 hingga 8 April 2022, Stock Picks Mirae Asset Sekuritas Indonesia sudah membukukan return akumulatif 60,2% (vs. IHSG 12,8%), sehingga memiliki keunggulan sebesar 47,4%.

Selanjutnya, terkait faktor kedua pendukung ramainya Ramadan dan Idulfitri tahun ini adalah prediksi kenaikan jumlah orang yang merayakan Hari Raya yaitu 85 juta orang, dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya 1,5 juta orang.

Kewajiban pembayaran tunjangan hari raya (THR) secara penuh kepada pemberi kerja, setelah direlaksasi 2 tahun terakhir, juga dinilai dapat memicu peningkatan daya beli masyarakat.

Terkait faktor ketiga, yakni masih berlanjutnya penguatan harga komoditas, ini diprediksi mampu memitigasi risiko dari potensi pengetatan moneter di AS berupa peningkatan suku bunga acuan AS oleh Bank Sentral AS (The Fed), yang diprediksi menaikkan suku bunga sebanyak 50 bps pada Mei.


(vap/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi