
Cadangan Nikel China Sekarat, Ini Respons Vale (INCO)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas dunia meroket sepanjang kuartal I 2022. Nikel sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik harganya telah melonjak 50,4% sepanjang kuartal pertama 2022. Apalagi cadangan nikel China konon tengah sekarat.
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengatakan kalau perseroan harus menyikapi menipisnya stok nikel dengan hati-hati. Bernardus Irmanto, Direktur Keuangan INCO mengatakan secara short term hal ini akan mendongkrak harga nikel, tapi pihaknya tidak tahu sampai kapan.
"Kenaikan harga nikel akan menguntungkan produsen nikel yang ada di Indonesia," kata Bernardus kepada CNBC Indonesia, Kamis (21/4/2022).
Meski demikian, INCO tidak memiliki strategi khusus untuk memanfaatkan momentum ini. Di tahun ini perusahaan juga melaksanakan proyek rebuild furnace, jadi akan mempengaruhi kapasitas produksi dari pabrik pengolahan.
"Kami tidak mempunyai strategi khusus. Kami hanya fokus untuk bisa menyelesaikan proyek ini dengan aman dan dengan kualitas yang baik. Setelah proyek diselesaikan, kami fokus mengoptimalkan kegiatan operasi produksi sehingga bisa mengembalikan kapasitas produksi seperti semula," ungkap Bernardus.
Sayangnya, perseroan tidak bisa menyebutkan proyeksi average selling price/ASP. Bernardus mengungkapkan sangat sulit untuk memprediksi harga. Hanya saja, dia memastikan kalau penjualan produk Vale mengikuti index LME.
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) sepanjang kuartal I 2022 telah memproduksi 13.827 metrik ton nikel dalam matte. Realisasi ini menurun 9% secara tahunan dari produksi nikel matte pada kuartal pertama 2021 sebesar 15.198 ton.
Realisasi produksi pada kuartal pertama 2022 juga menurun 19% dari produksi pada kuartal keempat 2021 sebesar 17.015 ton.
Febriany Eddy, CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia mengatakan, lebih rendahnya produksi pada triwulan pertama 2022 karena adanya pelaksanaan proyek pembangunan kembali (rebuild) tanur 4 yang merupakan proyek pemeliharaan penting.
Proyek ini memastikan keamanan dan kelangsungan operasi INCO di masa depan.
"Kami tetap optimis dan sejalan untuk mencapai rencana produksi penuh tahun 2022 kami," kata Febriany dalam keterbukaan informasi, dikutip Rabu (20/4/2022).
Seperti diketahui, laju harga nikel masih dibayangi sentimen positif dari susutnya persediaan nikel dunia. Persediaan di gudang yang dipantau LME terus menyusut.
Per 14 April 2022, stok nikel tercatat 72.534 ton. Jumlah tersebut telah turun 28.722 ton atau 26% sejak awal tahun (year-to-date/ytd). Jika dibandingkan dengan puncaknya pada April 2021, stok nikel LME telah susut 73%.
Sementara itu, kendala pasokan juga menimpa China, negara konsumen dan pengolah nikel terbesar di dunia. Penyebab persediaan di China turun karena hambatan pengiriman dari Filipina akibat cuaca. Meskipun sudah memasuki penghujung musim hujan, tetapi pengiriman belum stabil.
China sebagai pengolah nikel mendapatkan masalah pasokan dari larangan ekspor bijih nikel Indonesia dan macetnya impor bijih nikel dari Filipina.
(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Produksi Nikel Vale Indonesia (INCO) Turun 9,48% Pada 2021