Yuk Baca 13 Kabar Pasar Buat Panduan Trading, Semoga Cuan!
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok lebih dari 1% dan keluar dari level psikologis 7.200 pada perdagangan Selasa (19/4/2022).
IHSG drop 1,05% di level 7.199,23 hingga perdagangan ditutup. IHSG sempat menguat di awal perdagangan. Namun setelah itu indeks anjlok.
Kendati IHSG drop signifikan, asing masih net buy senilai Rp 454,25 miliar di seluruh pasar.
Penurunan IHSG yang terjadi kemarin cenderung disebabkan oleh faktor teknikal. Lagipula IHSG pada hari sebelumnya sudah tembus rekor tertingginya dalam sejarah, sehingga membuka peluang untuk terjadinya aksi profit taking.
Cermati kabar pasar serta kabar emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai transaksi pada perdagangan Rabu (20/4/2022):
1. Nusa Konstruksi Akuisisi 35% Saham Dirgantara Yudha Rp 256 M
Emiten konstruksi, PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK), melalui anak usahanya yakni PT Duta Buana Permata (DBP) mengumumkan akan melakukan pembelian 35% saham PT Dirgantara Yudha Artha dengan nilai transaksi sebesar Rp 256,5 miliar.
Dalam rilis yang terbit di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), DGIK menyebut pembelian tersebut merupakan tahapan awal dari proses sinergi lini bisnis konstruksi yang dimiliki PT Global Dinamika Kencana (GDK) untuk memperkuat lini bisnis konstruksi.
Sinergi juga ditujukan untuk percepatan pertumbuhan lini bisnis konstruksi dengan harapan mampu menjadi salah satu Perusahaan Konstruksi swasta nasional besar di Indonesia yang bisa bersinergi dengan perusahaan konstruksi besar lainnya baik dalam dan luar negeri.
Direktur Utama PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk Budi Susilo mengungkapkan konsolidasi ini merupakan bagian dari pertumbuhan nonorganik yang mampu mendorong pertumbuhan secara eksponensial.
"Jadi dengan sinergi ini, maka sudah pasti kapasitas kami meningkat, baik dalam hal penambahan spesialisasi segmen konstruksi yang dimiliki maupun peningkatan sumber daya operasional konstruksi seperti peralatan konstruksi, sehingga peningkatan kapasitas akan memperbesar pertumbuhan perseroan ke depannya. Kami akan semakin agresif untuk menggarap proyek-proyek high rise building dan infrastruktur yang menjadi keahlian kami, tidak hanya di Tanah Air, bahkan mancanegara," ungkap Budi Susilo.
Atas akuisisi tersebut, tahun ini DGIK menargetkan pendapatan mampu mencapai Rp 1 triliun atau tumbuh 173% secara tahunan (yoy). Sementara untuk besaran pertumbuhan laba bersih ditargetkan bisa tumbuh di atas pertumbuhan pendapatan.
2. Luncurkan Metaverse, WIRG Mau Garap Potensi Lokal
PT Wir Asia Tbk. (WIRG) ikut terjun ke pengembangan dunia metaverse. Perusahaan ini ingin menggarap teknologi mertaverse untuk mengembangkan potensi lokal.
Menurut Chief Marketing Office Wir Asia Gupta Sitorus, sebelum terjun ke pengembangan dunia metaverse, Wir Asia sudah terlebih dulu bergerak di bidangAR (Augmented Reality), VR (Visual Reality) dan AI (Artificial Intelligence) sejak 2009. Pada bidang itu, Wir Asia telah menyelesaikan lebih dari seribu proyek untuk korporasi dan beragam pelaku industri dari 20 negara lebih.
"Kegiatan usaha utama WIR Group melalui Anak Usaha yaitu menyediakan jasa teknologi berbasis AR dengan menggabungkan teknologi VR, AI, Internet of Things (IoT) dan teknologi pendukung lainnya seperti Blockchain dan mechatronics sebagai sarana untuk menghasilkan ide dan produk yang memungkinkan interaksi antara dunia virtual dan dunia nyata yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing konsumen," kata Gupta kepada CNBC Indonesia, Selasa (19/4/2022).
Keberhasilan perusahaan mengembangkan AI, VR, dan IoT membuatnya yakin terjun ke ranah metaverse. Menurut Gupta, metaverse yang dibangun perusahaan akan menitikberatkan pada kepentingan bangsa dan negara.
"Kami juga akan mengedepankan potensi-potensi Indonesia agar bisa dijangkau lebih luas oleh seluruh masyarakat melalui akses digital. Sektor yang akan menempati metaverse tentunya perlu dilihat dari kesiapan sektor itu sendiri dalam mengadopsi teknologi digital dan tentunya akan memperkaya ekosistem yang dibangun," tuturnya.
WIRG berharap ke depannya platform metaverse yang sedang dibuat bisa menjadi bagian dari ekosistem platform metaverse yang lebih besar dan disejajarkan dengan platform negara-negara lain.
3. Top! Sarana Menara Nusantara Kerek Laba 20% Tahun Lalu
PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) membukukan laba bersih Rp 3,43 triliun sepanjang periode 2021. Perolehan ini lompat 20,84% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 2,84 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan, Selasa (19/4/2022), kenaikan laba itu sejalan dengan meningkatnya pendapatan perusahaan. Perusahaan mencatat kenaikan 15,98% secara tahunan menjadi Rp 8,63 triliun dari sebelumnya Rp 7,44 triliun.
Beban pokok juga naik menjadi Rp 480,35 miliar dari sebelumnya Rp 415,24 miliar. Namun, kenaikannya sebesar Rp 15,66% secara tahunan, masih proporsional dengan kenaikan perusahaan.
Sehingga, TOWR masih mampu mencetak kenaikan laba kotor 16,88% secara tahunan menjadi Rp 6,29 triliun.
TOWR mampu menurunkan pos beban usaha lainnya menjadi Rp 177,96 miliar dari sebelumnya Rp 194,28 miliar. Penurunan ini sedikit mengkompensasi kenaikan beban pemasaran menjadi Rp 120,04 miliar dan beban umum adminstrasi yang menjadi Rp 600,63 miliar.
Alhasil, TOWR mampu mengerek laba usaha 18,18% secara tahunan menjadi Rp 5,29 triliun. Kenaikan ini juga yang mendorong perolehan laba bersih perusahaan.
4. Harga IPO Pengembang Asal Batam Winner Group Rp 100/saham
Jadwal pencatatan saham perdana PT Winner Nusantara Jaya Tbk (WINR) atau Winner Group di Bursa Efek Indonesia (BEI) mundur dari jadwal awal yang ditetapkan.
Selain itu, harga penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) perusahaan telah ditetapkan sebesar Rp 100 per unit.
Berdasarkan prospektus, diketahui bahwa WINR akan melepas saham sebanyak 1,5 miliar unit atau setara 28,65% dari modal yang ditempatkan dan disetor perusahaan setelah IPO.
"Jumlah seluruh nilai Penawaran Umum Perdana Saham ini adalah sebanyak Rp 150 miliar," tulis perusahaan, dikutip Selasa (19/4/2022).
Winner Nusantara Jaya juga akan menerbitkan Waran Seri I sebanyak 1,3 miliar unit atau setara 34,80% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran disampaikan.
Penerbitan dilakukan menyertai IPO dan membuat pemegangnya berhak atas pembelian Saham Biasa Atas Nama yang bernilai nominal Rp 20 setiap sahamnya dengan Harga Pelaksanaan sebesar Rp 250.
Sehingga seluruhnya adalah sebanyak Rp 325 miliar, yang dapat dilakukan selama masa berlakunya waran yaitu selama 3 tahun di mana pelaksanaannya terhitung 6 (enam) bulan sejak diterbitkannya waran yaitu dimulai sejak tanggal 25 Oktober 2022 sampai dengan 24 April 2025.
Setiap pemegang 15 (lima belas) saham baru Perseroan berhak memperoleh 13 (tiga belas) waran di mana setiap 1 (satu) waran memberikan hak kepada pemegang untuk membeli 1 (satu) saham baru Perseroan yang dikeluarkan dari portepel.
Masa penawaran umum perdana saham WINR berlangsung pada 19 - 21 April. Setelah itu, penjatahan akan dilakukan pada 21 April. Distribusi saham dan pengembalian uang pesanan berlangsung pada 22 April.
Saham perusahaan yang bergerak dalam bidang property dan real estate asal Batam itu akan dicatat pada BEI pada 25 April atau sepekan jelang Idulfitri.
"Perseroan juga akan mencatatkan seluruh saham biasa atas nama pemegang saham sebelum Penawaran Umum Perdana Saham sebanyak 3,735 miliar saham atau 71,348% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan," tulisnya.
Adapun dana hasil IPO akan digunakan Winner Nusantara Jaya sebesar Rp 100 miliar untuk membeli tanah, maksimal pada akhir kuartal III/2022.
Rinciannya, dana Rp 70 miliar untuk membeli tanah di Kota Batam dan sekitarnya dengan total seluas 10 hektare, yang akan dikembangkan dengan konsep mixed used.
Kemudian, Rp 30 miliar untuk membeli tanah di Kabupaten Bogor dan sekitarnya dengan total seluas 7 ribu meter persegi yang akan dikembangkan dengan konsep hunian atau residensial.
Sisanya, dana hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja perusahaan dan anak-anak usahanya.
Sedangkan dana yang diperoleh Perseroan dari pelaksanaan Waran Seri I, akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja Perseroan.
Perseroan telah menunjuk PT Artha Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Serta, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, PT Panca Global Sekuritas, dan PT Yuanta Sekuritas Indonesia sebagai penjamin emisi efek.
5. Harga IPO Indo Boga Sukses Rp 100/Saham, Listing 25 April
PT Indo Boga Sukses Tbk (IBOS), pengelola Restoran D'Monaco yang terletak di Kabupaten Sleman, Provinsi Yogyakarta, menetapkan harga penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) sebesar Rp 100 per saham.
Selain mengelola restoran, Indo Boga Sukses juga punya anak usaha yakni PT Sofia Berkah Abadi, pengelola penginapan dengan nama Sofia Residence.
Mengutip prospektusnya, Selasa (19/4/2022), Indo Boga akan melakukan IPO dengan menawarkan sebanyak 1.607.360.000 saham baru yang merupakan Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal Rp 25 per lembar atau sebanyak 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan dengan Harga Penawaran sebesar Rp 100 untuk setiap saham.
"Jumlah seluruh nilai Penawaran Umum sebanyak-banyaknya adalah Rp 160.736.000.000," tulis prospektus.
Perseroan secara bersamaan juga menerbitkan sebanyak 803.680.000 Waran Seri I yang menyertai Saham Baru Perseroan atau sebanyak 12,50% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham ini disampaikan.
Waran Seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang Saham Baru yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham pada Tanggal Penjatahan.
Setiap pemegang 2 (dua) Saham Baru Perseroan berhak memperoleh satu Waran Seri I di mana setiap satu Waran Seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru perseroan yang dikeluarkan dalam portepel.
Waran seri I yang diterbitkan mempunyai jangka waktu pelaksanaan selama dua tahun.
6. Mengulik Bisnis Trimuda Nuansa Citra yang Sahamnya ARA
Emiten penyedia layanan logistik transportasi, PT Trimuda Nuansa Citra Tbk (TNCA) sahamnya menembus batas auto rejection atas (ARA) pada perdagangan hari ini. Artinya dengan kenaikan 8,33% pada perdagangan Senin (18/4) kemarin, saham ini dalam dua hari telah menguat hingga 35%.
TNCA merupakan emiten jasa kurir dan logistik yang tergabung dalam indeks sektor transportasi & logistik (IDXTRANS). Perusahaan ini sendiri memiliki nama dagang Garuda Express Delivery atau lebih dikenal sebagai GED. GED didirikan pada tahun 1998 dengan para pendiri merupakan komisaris maskapai penerbangan Garuda Indonesia dan PT Trimuda Nuansa Citra.
Situs resmi perusahaan menyebut bahwa saat ini perusahaan telah memiliki satu kantor pusar di Jakarta, 3 kantor cabang, 4 agen eksklusif, 37 agen dan 60 sub-agen yang tersebar di seluruh Indonesia.
Perusahaan menyebut memiliki lebih dari 100 armada dan melakukan lebih dari 2.000 pengiriman setiap harinya dengan total berat barang kiriman harian mencapai 8,5 ton.
Proses bisnis yang dijalankan perusahaan dimulai dari penjemputan barang, penyortiran di gudang, pengiriman baik itu lewat darat, laut atau udara, hingga pengiriman terakhir sampai ke penerima.
Tahun lalu, perusahaan yang melakukan IPO di 2018 ini, mayoritas sahamnya telah dikuasai oleh fintech yang ikut didanai oleh Alibaba, yakni Akulaku. Saat ini kepemilikan Akulaku di TNCA mencapai 32%.
Akulaku sendiri selain menguasai saham TNCA juga merupakan pengendali dari bank digital Bank Neo Commerce (BBYB).
Lebih lanjut, selain lewat Akulaku Silvrr, Akulaku juga masuk ke TNCA via perusahaan afiliasi Holyhead East Limited (dulu bernama Asetku Ecommerce Limited), yang merupakan pengembang aplikasi Asetku milik Akulaku.
(vap/vap)