
Mengintip Daftar Harta Karun RI, Ada yang Nilainya Rp5.736 T!

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia terkenal dengan sumber daya alamnya yang melimpah, tidak terkecuali sumber daya mineralnya. Bahkan 'harta karun' mineral itu sendiri memiliki nilai yang bisa menembus ribuan triliun rupiah. Mineral tersebut adalah nikel, timah, hingga tembaga.
Menurut Undang-Undang No.4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu bara, pertambangan mineral digolongkan menjadi pertambangan mineral radioaktif, logam, bukan logam, dan batuan.
Salah satunya adalah nikel, yang merupakan mineral dengan cadangan yang terbesar di dunia. Diperkirakan memiliki cadangan 21 juta metrik ton pada tahun 2020 setara 22,3% cadangan nikel dunia.
Apabila menggunakan Harga Mineral Acuan (HMA) nikel September 2021 di mana untuk 1 metrik ton logam nikel harganya dibanderol US$ 19.239,26/ton maka valuasi cadangan logam nikel di Indonesia mencapai US$ 404 miliar setara Rp 5.736 triliun.
Produksi nikel Indonesia mencapai 760.000 ton. Unggul telak dari Filipina dan Rusia dengan produksi masing-masing 320.000 ton dan 280.000 ton.
Dengan cadangan dan produksi melimpah, nikel menjadi salah satu andalan ekspor Indonesia. Sepanjang semester-I 2021, ekspor nikel sebesar US$ 443,2 juta.
Selain nikel, Indonesia juga dikenal sebagai produsen timah terbesar di dunia selain China. Pada tahun 2020, produksi timah Indonesia mencapai 66.000 metrik ton dan cadangan 800.000 metrik ton.
Perusahaan negara PT Timah Tbk (Persero) adalah perusahaan tambang timah terbesar di dunia mengungguli Yunnan Tin Corp asal China. Sepanjang semester-I 2021, ekspor timah menghasilkan US$ 892,9 juta untuk Indonesia dengan volume penjualan sebesar 35,5 juta ton.
Sementara itu emas merupakan mineral yang memiliki nilai ekspor tertinggi. Indonesia sendiri menduduki urutan ke tujuh negara produsen emas di dunia dengan produksi 130 mt pada tahun 2020. Indonesia memiliki cadangan emas yang melimpah sebesar 2.600 mt.
Selain itu, terdapat mineral lain yang menjadi andalan ekspor Indonesia walaupun tidak masuk 10 besar produksi dunia, yaitu:
1. Besi dan Baja, nilai ekspor US$ 8,79 miliar.
2. Tembaga, nilai ekspor US$ 1,4 miliar.
3. Aluminium, nilai ekspor US$ 352 juta.
4. Seng, nilai ekspor US$ 18,1 juta.
5. Timbal, nilai ekspor US$ 4,3 juta.
Nilai ekspor mineral Indonesia pada semester-I 2021 mayoritas meningkat dibandingkan dengan semester-I 2020 (year-on-year/yoy).
Seng menjadi jawara dengan kenaikan 97,8% year-on-year (yoy). Kemudian diikuti timah naik 65,5% year-on-year (yoy), tembaga sebesar 57,5% year-on-year (yoy), aluminium naik 24,7% year-on-year (yoy), nikel naik 17,1% year-on-year (yoy), dan timbal naik 0,8% year-on-year (yoy).
Meningkatnya nilai ekspor mineral Indonesia seiring dengan harga mineral dunia yang melesat sepanjang semester-I 2021. Penyebab umumnya adalah persediaan yang menipis karena produksi yang diperketat dalam upaya penanganan virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).
(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Joss! Indonesia Dapat Berkah dari Krisis Logam Dunia