
Pasokan Nikel Terancam 'Kiamat', RI Bisa Jadi Juru Selamat?

Jakarta, CNBC Indonesia - Persediaan nikel di China, pengolah terbesar dunia, minggu lalu turun. Begitu juga dengan persediaan di gudang bursa logam London (LME), turun 70%.
Per Jumat (15 April) persediaan bijih nikel di pelabuhan China turun 163.000 ton basah (wet metric ton/wmt) dari pekan sebelumnya menjadi 5,57 juta wmt dengan total kandungan Ni mencapai 1.300 ton.
Total persediaan di tujuh pelabuhan utama di seluruh China mencapai 2,35 juta wmt. Jumlahnya turun 93.000 wmt dari pekan sebelumnya.
Penyebab persediaan di China turun karena hambatan pengiriman dari Filipina akibat cuaca. Meskipun sudah memasuki penghujung musim hujan, namun pengiriman belum stabil.
Sementara itu, persediaan di gudang yang dipantau LME terus menyusut. Per 14 April 2022, stok nikel tercatat 72.600 ton. Jumlah tersebut telah turun 28.656 ton atau 25,46% sejak awal tahun (year-to-date/ytd). Jika dibandingkan dengan puncaknya pada April 2021, stok nikel LME telah susut 72,56%.
Kondisi ini menunjukkan bahwa pasokan nikel dunia sedang tertekan. Indonesia sebagai produsen tambang nikel terbesar dunia bisa saja menjadi penyelamat.
Fitch Solution memproyeksikan produksi bijih nikel (ore) Indonesia mencapai 919 juta ton pada tahun 2022. Jumlah ini naik 10% dibandingkan produksi tahun 2021. Ini membuat produksi nikel tambang Indonesia memiliki porsi 30,8% dari total produksi dunia.
Nikel ore adalah bahan baku untuk diolah menjadi beberapa jenis nikel seperti feronikel yang digunakan untuk membuat baja anti karat (stainless steel).
Sayangnya, bijih nikel dari Indonesia dilarang untuk diekspor sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan bijih nikel global. Terutama China sebagai pengolah nikel terbesar nikel terbesar di dunia.
Menurut catatan Fitch Solution, produksi olahan nikel China mencapai 753,58 ribu ton pada tahun 2021.
Larangan ekspor bijih nikel adalah kebijakan dengan tujuan agar nikel mentah tersebut bisa diolah di Indonesia. Sehingga produk ekspor bukanlah produk mentah.
Di dalam negeri, Asosisasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) permintaan nikel ore diperkirakan menjadi 100 juta ton tahun ini. Melonjak 30% dibandingkan dengan tahun 2021. Produksi yang naik seiring dengan empat perusahaan smelter nikel yang akan beroperasi tahun 2022.
China sendiri mendapatkan masalah dari larangan ekspor nikel ore Indonesia dan macetnya impor nikel ore dari Filipina. Meskipun China masih bisa mengolah nikel di Indonesia, tapi kehilangan nikel olahan dari Rusia membebani pasokan dunia.
Nikel olahan yang diproduksi oleh Rusia pada tahun 2021 tercatat 185,2 ribu ton berdasarkan data Fitch Solution. Terbesar nomer dua di dunia setelah China. Sementara itu produksi nikel olahan Indonesia tercatat 65,9 ribu.
Sehingga pasokan nikel dunia terancam tetap menyusut tahun ini di tengah permintaan dari stainless steel dan juga kebutuhan untuk baterai kendaraan listrik (EV).
(ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Usai Disetop Sepekan, Perdagangan Nikel Dibuka Lagi