Analisis Teknikal

Asing Borong Saat IHSG Ambles, Sinyal Bangkit di Sesi 2?

Tri Putra, CNBC Indonesia
19 April 2022 12:53
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup ambles 0,85% di level 7.213,58 hingga sesi istirahat siang hari ini, Selasa (19/4/2022).

Sempat menguat sejenak di awal perdagangan, IHSG langsung balik arah dan ambles signifikan. Meskipun IHSG drop, asing tercatat masih membukukan net buy senilai Rp 164 miliar di seluruh pasar.

Bursa saham Asia bergerak variatif hingga siang ini. Bersama dengan IHSG, indeks Hang Seng Hong Kong drop 1,89%. Sementara itu indeks Nikkei, Shanghai Composite dan Strait Times masing-masing menguat 0,62%, 0,12% dan 0,57%.

Untuk hari ini, investor dalam negeri menanti pengumuman kebijakan moneter oleh geng MH Thamrin alias Bank Indonesia (BI).

Meskipun the Fed bakal agresif dalam mengerek suku bunga acuannya, tetapi geng MH Thamrin tampaknya masih selow.

BI menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 18-19 April ini. Konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia menunjukkan BI masih akan tetap mempertahankan suku bunga acuan di 3,5% untuk April ini.

Well, setidaknya koreksi yang dialami IHSG cenderung menunjukkan faktor teknikal di mana indeks membutuhkan koreksi sehat setelah mencatatkan rekor.
Untuk perdagangan sesi II, simak ulasan teknikal berikut.

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG sesi I dan indikator BB, indeks tampak sudah mendekati level support terdekat di 7.213.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Indikator RSI cenderung tak menunjukkan penurunan yang signifikan yang menunjukkan adanya penguatan momentum jual. Terakhir RSI berada di level 44,31 dan belum menunjukkan level jenuh jualnya.

Sementara itu dari sisi indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD), tampak garis EMA 12 sudah bergerak di bawah garis EMA 26 dan membentuk pola divergen atau melebar.

Jika melihat indikator teknikal, peluang IHSG untuk lanjut terkoreksi masih terbuka. Setidaknya indeks perlu menguji level psikologis 7.200 terlebih dahulu. Apabila level ini tertembus, indeks berpeluang menguji level 7.150.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dow Jones Cetak Rekor Lagi, IHSG Bakal Ikutan Hari ini?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular