
Takut 'Tsunami' Inflasi? Berlindunglah di Perak

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak dunia masih diselimuti sentimen positif meskipun melemah tipis pada perdagangan pagi hari ini. Inflasi dan konflik Eropa Timur jadi faktor pendukung laju perak.
Pada Selasa (19/4/2022) pukul 08.22 WIB harga perak dunia tercatat US$ 25,81/ons di pasar spot. Melemah tipis 0,11% dibandingkan posisi kemarin.
Aset safe haven kembali menjadi incaran karena eskalasi perang membuat ketidakpastian meningkat. Rusia kembali meluncurkan rudal mereka ke kota Lyiv pada Senin (18/4). Sebanyak enam orang tewas dan delapan lainnya terluka, termasuk seorang anak dalam serangan rudal tersebut.
Kepala militer regional Lviv Maksym Kozytsky mengatakan berdasarkan Air Operations Command West, ada empat rudal yang menghantam kota tersebut. "Tiga menyasar infrastruktur militer, satu menghantam toko reparasi ban," katanya melalui Telegram, dikutipCNN International.
Sementara itu, Wali Kota Lviv Andriy Sadovyi mengatakan korban luka mencapai 11 orang. Selain itu, serangan tersebut juga menghancurkan 40 mobil.
Rusia kembali meningkatkan serangan setelah pada pekan lalu, Presiden Vladimir Putin, menegaskan bahwa militer mereka akan memenangi pertempuran.
Hal ini menimbulkan ketidakpastian di pasar dan meningkatkan risiko inflasi yang lebih tinggi. Saat inflasi meningkat, nilai uang menjadi tergerus, membuat perak dipilih oleh investor untuk melindungi nilai asetnya.
Sebab, jumlah perak relatif terbatas karena jumlahnya tidak bisa bertambah dengan cepat sehingga harganya akan terus menguat, meski fluktuatif dalam gerak harian.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Omicron Masih Jadi Momok, Harga Perak Naik