Sulap GoTo Jadi Decacorn, Begini Kiprah Investasi Northstar

Tri Putra, CNBC Indonesia
18 April 2022 11:15
Vaksinasi driver gojek
Foto: Northstar

Northstar Exit dari CENT & TRIM

Sebagai seorang investor, salah satu cara untuk memperoleh keuntungan adalah menjual kepemilikan sahamnya atau yang dikenal dengan exit strategy.

Salah satu portofolio milik Northstar Group yang sudah didivestasi adalah emiten telekomunikasi PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk (CENT) yang dilakukan secara bertahap pada 2021 dan 2022.

Northstar Advisors Pte lewat Clover Universal Enterprise Ltd tercatat menggenggam 47,95% saham CENT hingga paruh pertama tahun 2021.

Namun pada 7 Juli 2021, Clover Universal menjual 10,29 miliar saham CENT atau setara dengan 33% kepemilikan dengan harga Rp 198/saham. Nilai transaksi dari penjualan saham ini mencapai Rp 2,03 triliun.

Kemudian pada 23 Maret 2022, Clover Universal kembali menjual sisa kepemilikan sahamnya sebesar 14,95% atau setara dengan 4,67 miliar saham di CENT dengan harga Rp 227/saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 1,05 triliun.

Dari dua transaksi tersebut, kini Northstar tidak lagi memiliki satu saham pun di CENT dan berhasil exit dengan nilai Rp 3,08 triliun.

Selain emiten menara, Northstar juga sudah exit secara parsial di salah satu portofolio investasinya yaitu PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM).

Pada akhir tahun 2021, Northstar lewat Advance Wealth Finance Ltd menjual 2,46 miliar saham TRIM atau setara dengan 34,64% dari total kepemilikannya kepada pengusaha kondang Garibaldi 'Boy' Thohir dan melepas status pengendalinya.

Kini Advance Wealth Finance Ltd tercatat masih menggenggam saham TRIM sebesar 14,59%.

Jadi Investor Awal Gojek

Salah satu portofolio investasi Northstar Group lain yang juga menarik perhatian adalah startup decacorn yang baru melantai di bursa domestik belum lama ini yaitu GOTO.

Saat IPO, nilai kapitalisasi pasar GOTO tembus Rp 400 triliun (US$ 27,6 miliar) dan menjadi perusahaan keempat dengan market cap terbesar di Indonesia.

Northstar Group menjadi salah satu investor awal Gojek. Kisah dimulai pada 2014. Saat itu Northstar mendirikan perusahaan venture capital bernama NSI Ventures yang sekarang sudah berdiri independen dan dikenal dengan nama OpenSpace Venture.

NSI Ventures berinvestasi di Gojek pada putaran pendanaan seri A. Saat itu valuasi Gojek masih di US$ 400 juta. Namun pada 2016 Northstar Group kembali ikut berinvestasi di Gojek lewat pendanaan seri B.

Nilai pendanaan Gojek mencapai US$ 550 juta dan tepat di tahun tersebut Gojek resmi menyandang status sebagai startup unicorn di Indonesia dengan valuasi lebih dari US$ 1 miliar.

Dalam seri putaran pendanaan ini, Northstar bersama 10 investor lain seperti KKR, Warburg Pincus hingga Farallon Capital Menagement resmi menjadi investor Gojek.

Hanya dalam kurun waktu 6 tahun, Gojek telah menjelma menjadi startup decacorn. Aki korporasi berupa merger dengan Tokopedia dan menjadi GOTO membuat ekosistem digital startup decacorn ini menjadi yang terbesar di Indonesia dengan lebih dari 100 juta pengguna aktif bulanan, lebih dari 11 juta mitra aktif UMKM dan lebih dari 2,5 juta driver ojek online.

Meskipun tidak diketahui seberapa besar Northstar Group berpartisipasi di seri pendanaan A dan B, namun dari valuasi GOTO yang sekarang, tentu saja nilai investasi Northstar sudah naik lebih dari 10x.

Agresif Suntik Modal ke Startup

Kesuksesan Northstar Group dalam berinvestasi di Gojek membuat PE yang satu ini sekarang aktif menyalurkan pendanaan ke perusahana rintisan (startup).

Berdasarkan penelusuran CNBC Indonesia, ada 4 startup digital yang mendapatkan pendanaan total senilai lebih dari US$ 250 juta (>Rp 3,65 triliun) dari Northstar Group lewat putaran pendanaan seri A hingga C.

Keempat startup tersebut adalah Moladin Digital Indonesia (platform analitik dan jual beli sepeda motor), eFishery (perusahaan teknologi akuakultur domestik), Zenius (platform edukasi online) hingga Sayurbox (platform commerce untuk pembelian kebutuhan buah dan sayur).

Agresivitas Northstar yang berinvestasi di sektor new economy di Indonesia ini dilakukan untuk menangkap peluang pertumbuhan ekonomi digital di Tanah Air yang tumbuh pesat dan menjadi motor penggerak ekonomi nasional.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular