Sabar ya Bos Sawit! Habis Long Weekend, Harga CPO Anjlok..

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
Senin, 18/04/2022 10:20 WIB
Foto: Ilustrasi Kelapa Sawit (CNBC Indonesia/Rivi Satrianegara)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) anjlok di sesi pembukaan perdagangan pada hari ini, Senin (18/4/2022). Bagaimana tren ke depan?

Mengacu pada data kepada Refinitiv, pukul 09:45 WIB harga CPO dibanderol di level MYR 6.353/ton atau anjlok 1,78%. Padahal, sepanjang pekan lalu, harga CPO berhasil melompat sebanyak 9,24% dan menjadi lompatan terbesar secara mingguan sejak 8 Oktober 2021.


Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, menilai harga CPO hari ini akan menguji titik resistance di MYR 6.548/ton, jika menembus di atas titik resistance maka akan menunjukkan tren naik ke kisaran MYR 6.664-6.686/ton.

Titik support berada di MYR 6.392/ton, penembusan di bawah akan mengerek harga CPO turun ke kisaran MYR 6.260-6.326/ton.

Sumber: Refinitiv

Minyak sawit berjangka Malaysia ditutup pada level tertinggi pada hari Jumat (15/4) sejak satu bulan lalu dan mencatat lompatan secara mingguan terbesar sejak enam bulan, karena ketidakpastian atas pasokan minyak nabati global karena perang di Ukraina.

Pada Jumat (15/4), kontrak minyak sawit untuk pengiriman Juni di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik MYR 169, atau 2,86%, menjadi MYR 6.468 (US$ 1.525,40) per ton, penutupan tertinggi sejak 11 Maret.

Menurut data Diler Kargo Surveyor Societe Generale de Surveillance, ekspor CPO Malaysia periode 1-15 April 2022 anjlok 13,9% ke 495.096 ton dari 574.893 ton di periode 1-15 Maret 2022.

Sisi lainnya, Asosiasi Pemilik Perkebunan Kelapa Sawit Sarawak (SOPPOA) mendesak pemerintah Malaysia untuk mengizinkan perekrutan tenaga kerja selain dari Indonesia.

"Pemerintah hanya mengizinkan sumber tenaga kerja asing dari Indonesia. Malaysia Barat memiliki sumber tenaga kerja juga untuk perkebunan kelapa sawit. Mungkin sudah waktunya bagi Malaysia untuk melonggarkan kebijakan perekrutan pekerja asingnya, misalnya dari Bangladesh," tutur Direktur Utama SOPPOA Felix Moh Mee Ho dikutip dari Borneo Post.

Tenaga kerja asing mencapai 80% dari total tenaga kerja di perkebunan kelapa sawit karena penduduk setempat tidak tertarik dengan pekerjaan perkebunan, sehingga industri kelapa sawit sangat bergantung pada tenaga kerja asing.

Sebagai informasi, Dewan Minyak Sawit Malaysia mencatatkan bahwa minyak sawit memasok sekitar 32% dari permintaan minyak nabati dunia tahun 2021 dan Malaysia telah menyumbang setidaknya 24% minyak sawit dunia di tahun yang sama.

Krisis tenaga kerja di Malaysia berpotensi menghambat produksi CPO untuk bulan ini, ditambah dengan perang di Ukraina yang jauh dari kata 'damai' akan menjadi sentimen negatif tambahan di pasar minyak nabati dunia.  

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Adu Strategi Sawit RI di Tengah Tekanan Ekonomi Global