Pasokan Seret, Harga Batu Bara Diramal Naik Lagi

Maesaroh, CNBC Indonesia
Senin, 18/04/2022 07:05 WIB
Foto: Pekerja melakukan bongkar muat batubara di Terminal Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (6/1/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga baru bara diperkirakan kembali merangkak naik pekan ini. Kurangnya pasokan menjadi penyebab utamanya.

Pekan lalu, harga bara meroket hampir 7% setelah Uni Eropa dan Jepang mengumumkan kebijakan larangan impor batu bara dari Rusia. Harga batu bara juga kembali menyentuh level US$ 300 per ton sejak Selasa (12/4/2022) setelah nyaris sebulan ada di bawah level tersebut.

Harga sang batu hitam pada perdagangan terakhir pekan lalu, Kamis (14/4/2022), memang turun tipis 0,7%. Namun, secara keseluruhan, harga batu bara masih naik 6,9% point to point dalam sepekan. Dalam sebulan, harga batu bara melonjak 5,5% dan melesat 253,3% dalam setahun.


Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan memperkirakan harga batu bara masih mengalami kenaikan pekan ini. Pasalnya, sanksi yang diberlakukan oleh Uni Eropa, Jepang dan Amerika Serikat terhadap batu bara Rusia sangat berpengaruh terhadap pasokan secara global.

"Di sisi lain, permintaan terus meningkat karena pertumbuhan ekonomi secara global," tutur Mamit kepada CNBC Indonesia.

Dia menambahkan Australia dan Indonesia belum bisa menutup pasokan dari kurangnya pasokan dari Rusia karena terkendala dengan produksi. Merujuk pada data MODI (Minerba One Data Indonesia) per 17 April 2022, ekspor batu bara Indonesia mencapai 49,73 juta ton sementara produksinya ada di angka 159,4 juta ton.

"Menurut saya masih sangat kecil sekali di tengah permintaan global yang sangat besar. Hal ini disebabkan semakin ketatnya syarat ekspor yang diajukan oleh pemerintah Indonesia sehingga produsen batu bara harus memenuhi kewajiban DMO terlebih dahulu," ujarnya.

Mamit menambahkan Australia sebagai salah satu pemasok utama dunia juga belum bisa memulihkan produksi batu bara mereka secara penuh setelah terkendala banjir di Februari. "Australia juga sampai saat ini belum optimal untuk mengekspor coal mereka," imbuhnya.

Merujuk Data Badan Energi Internasional (IEA), pada tahun 2020, perdagangan global batu bara thermal mencapai 978 juta ton. Indonesia adalah eksportir terbesar untuk thermal batu bara dengan kontribusi hingga 40%. Australia ada di posisi kedua dengan porsi 20%, disusul kemudian dengan Rusia (18%), Afrika Selatan (8%), Kolombia (5%), dan Amerika Serikat (2,5%).

Sumber: kementerian ESDM

Eurocoal mencatat total pasokan batu bara energi tinggi di Uni Eropa mencapai 146 juta ton di 2020, 57 juta ton diproduksi sendiri sementara 89 juta diimpor.
Sementara itu, Channel News Asia melaporkan Jepang masih kesulitan mencari pemasok alternatif batu bara yang ditinggalkan Rusia.

Jepang adalah mengimpor sekitar 19,73 juta ton batu bara dari Rusia pada tahun 2021. Jumlah tersebut setara dengan 12% total kebutuhan batu bara impor Negeri Matahari Terbit.

"Kami harap pemerintah mendukung kami sepenuhnya untuk menangani isu ini (kekurangan pasokan)," tutur Kazuhiro Ikebe, Chairman dari Federasi
Layanan Umum Listrik Jepang, dikutip dari Channel News Asia.

Menyusul tingginya harga batu bara, FocusEconomics tekah menaikkan proyeksi harga batu bara untuk tahun ini menjadi US$ 240 per ton, naik 27% dibandingkan proyeksi sebelumnya. Lembaga pemeringkat Moody's Investors Services juga menaikkan proyeksi harga batu bara mereka menjadi US$ 275 per ton selama 12 bulan ke depan.

Sebelumnya, Direktur Samindo Resources, Gilbert Markus Nisahpih juga mengatakan sulit bagi negara Uni Eropa ataupun negara lain yang mengembargo Rusia untuk mendapatkan pemasok baru dalam waktu singkat. Pasalnya, negara pemasok lain seperti Afrika Selatan juga harus memenuhi banyaknya permintaan dari tetangga mereka.

Kalaupun Uni Eropa dan negara lain bisa mendapatkan pasokan maka harganya bisa sangat mahal karena harus mengeluarkan biaya lebih untuk pengiriman dengan rute lebih jauh.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(mae/mae)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Jurus Emiten Batu Bara Amankan Ekspor Saat Harga Mendingin