
Simak! Sederet Kabar Pasar Bagi Para Investor

Kresna Life Curhat Hingga Memohon Sanksi PKU Dicabut
Manajemen Kresna Life memohon kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mencabut sanksi Pembatasan Kegiatan Usaha (PKU). Sanksi ini berlaku untuk seluruh kegiatan usaha dan berlaku sejak 2020. Ada sejumlah pertimbangan yang menjadi dasar perusahaan memohon pencabutan tersebut.
Sejak terjadinya krisis hingga 28 Februari kemarin, perusahaan telah membayar kewajiban kepada pemegang polis senilai Rp 1,37 triliun, termasuk penyelesaian pelunasan kepada 48% pemegang polis.
"Pembayaran itu dijalankan secara bertahap meski dalam kondisi tidak adanya pemasukan atau pendapatan premi akibat sanksi PKPU," tulis manajemen Kresna Life dalam surat yang diteken Direktur Utama Asuransi Jiwa Kresna Kurniadi Sastrawinata, dikutip Rabu (13/4/2022).
Di sisi lain, PKU justru membuat kegiatan operasional perusahaan menjadi sangat terbatas. Ini mempengaruhi kelancaran pembayaran kewajiban perusahaan kepada pemegang polis.
Eh... Katanya Ada yang Minat Sama PayTren 4 Triliun
Ada calon investor yang minat menyuntikkan modal ke Paytren. Kabar ini terungkap dari Insta Story Wirda Mansur, putri dari Ustadz Yusuf Mansur.
Menurutnya, calon investor tersebut merupakan perusahaan besar. Sedikit bocoran darinya, perusahaan ini merupakan pionir aplikasi transportasi.
Pertemuan antara pihak PayTren dan calon investor tersebut bahkan kabarnya sudah melakukan pertemuan di sebuah hotel di Jakarta.
"Investor ini gede banget, salah satu pioneer apps transportasi yang kalau disebut mereknya kalian pasti tahulah siapa," tulis Wirda, seperti dikutip dari Detik.com, Rabu (13/4/2022).
Menurutnya dalam pertemuan itu dibahas rencana pembelian saham PayTren dengan harga Rp 4 triliun. Wirda menyebut PayTren saat itu adalah perusahaan yang gagah bisa membeli klub sepak bola.
Namun saat itu pengurus PayTren galau antara menjual atau mempertahankan. Wirda juga menuliskan jika PayTren ini adalah e-wallet yang muncul ketika belum muncul pesaing-pesaing seperti sekarang.
Banyak Tekanan, Sri Mulyani Ramal Ekonomi RI 4,5-5,2%
Pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2022 berada dalam rentang 4,5% sampai 5,2%.
"Kami dari Kemenkeu memperkirakan kuartal I-2022 mencapai 4,5-5,2% dan keseluruhan tahun 4,8-5,5%," ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati usai rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Rabu (13/4/2022).
Tekanan perekonomian Indonesia berasal dari global. Di mana perekonomian global lebih rendah dari yang diperkirakan akibat perang Rusia dan Ukraina serta perubahan kebijakan moneter negara-negara maju.
Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) menurunkan proyeksi perekonomian global menjadi 3,5% dari 4,5%. Kemudian Bank Dunia juga menurunkan proyeksi untuk perekonomian Asia Pasifik dari 5,4% menjadi 4-5%.
Fokus pemerintah, kata Sri Mulyani kini adalah menjaga momentum pemulihan ekonomi Indonesia dan sisi kesehatan.
"Dari sisi kesehatan kita dukung diyakinkan pandemi bisa transisi jadi endemi sehingga kegiatan masyarakat yang termasuk rayakan idul fitri tak timbulkan risiko covid 19," terangnya.
(RCI/dhf)[Gambas:Video CNBC]