Emas Nggak Jelas! Pagi Turun, Eh Sore Naik Lagi
Jakarta- CNBC Indonesia - Harga emas menguat setelah sempat melemah pada pagi hari tadi. Pada Rabu (13/4/2022) pukul 14:47 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.969,90 per troy ons. Menguat 0,17%.
Dalam dua pekan terakhir, harga emas memang cenderung melemah pada pagi hari sebelum menguat menjelang sore dan ditutup pada level yang lebih tinggi. Dalam sepekan, harga emas sudah naik 2,31% secara point to point. Emas juga masih menguat 0,96% dalam sebulan dan 12,96% dalam setahun.
Jeffrey Halley, analis dari OANDA mengatakan penguatan emas sangat terbantu oleh kembali tegangnya hubungan Rusia-Ukraina. "Pergerakan harga emas diuntungkan oleh meningkatnya permintaan aset aman karena kekhawatiran inflasi tinggi, melemahnya pertumbuhan China dan perang Rusia-Ukraina yang belum berakhir," tutur Jeffrey, seperti dikutip dari Reuters.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pembicaraan damai dengan Ukraina kini 'dead end' alias buntu. Hal tersebut diutarakannya dalam konferensi pers terbaru di kota Vostochny Cosmodrome, 5.550 kilometer timur ibu kota Moskow, Selasa (12/4/2022).
"Kami kembali ke situasi buntu," tegas Putin pemimpin tertinggi Rusia sejak 1999 itu dimuat Reuters.
Rusia juga, katanya lagi, tidak memiliki pilihan selain perang karena harus membela penutur bahasa Rusia di Ukraina Timur. Ini juga demi mencegah kondisi "anti Rusia" karena posisi pemerintah saat ini.
Dia juga menegaskan serangan pasukan Rusia akan terus dilakukan. Ia percaya tentara Kremlin akan menang.
"Tentu saja, saya tidak ragu sama sekali," ujarnya soal kemungkinan serangan Rusia berhasil sesuai tujuan.
Sementara itu, melonjaknya kasus Covid-19 di China dikhawatirkan akan menggerus pertumbuhan Negara Tirai Bambu. Kasus Covid-19 China dilaporkan kembali mencatat rekor, Rabu (13/4/2022). Setidaknya ada 27.920 kasus tercatat di seluruh negeri, dengan 5% bergejala sementara sisanya tidak.
Kenaikan harga emas juga didorong oleh lonjakan inflasi di Amerika Serikat. "Inflasi AS mencapai 8,5% (YoY). Inflasi biasanya akan mengangkat pergerakan hard commodity," tutur Michael Langford, dari AirGuide, seperti dikutip Reuters.
Wang Tao, Analis Pasar Reuters, mengatakan emas kini dihadapkan pada titik resistensi yang sangat kuat di US$ 1.975 per troy ons. Emas mungkin bergerak di kisaran titik tersebut untuk satu hari atau kembali ke titik US$ 1.952.
Titik resisten emas ada di wave [c] yang diperkirakan berakhir di level US$ 1.975-2.012 per troy ons. Jika emas mampu menembus di atas titik tersebut maka emas bisa bergerak ke arah US$ 1.984-1.998.
Emas telah berada di kisaran netralnya di US$ 1.890-1.959 per troy ons. Emas telah membentuk double-bottom di level US$ 1.890 dan kini mengarah ke level US$ 2.027. Koreksi harga yang tipis mungkin tidak mempengaruhi tren kenaikannya tetapi akan membantu momentum emas untuk melakukan rally berikutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)