
Punya Banyak Risiko, Kargo Laut Disebut Butuh Proteksi

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengangkutan barang (kargo) melalui laut dinilai memiliki posisi penting dan berpengaruh besar pada perekonomian. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sepanjang 2021, volume barang yang diangkut melalui laut berjumlah 313,02 juta ton.
Direktur Pemasaran Asuransi Minyak & Gas Tugu Insurance Budi P. Amir mengatakan pengangkutan lewat laut mempunyai kelebihan, yaitu volume barang yang diangkut lebih besar dan transportasi laut bisa melintasi pulau, negara, dan benua. Transportasi laut selama ini pun menjadi tulang punggung distribusi minyak dan gas (migas) yang berpengaruh besar terhadap stabilitas perekonomian.
"Tidak mengherankan jika sekitar 77% perdagangan komoditas di dunia selama ini diangkut melalui laut. Pengangkutan barang melalui laut diyakini lebih efisien dan fleksibel karena bisa menjangkau berbagai jenis muatan dengan berbagai ukuran," jelas Budi dalam keterangan tertulis, Rabu (13/4/2022).
Meski menjadi andalan, pengangkutan lewat laut juga memiliki risiko, seperti kerusakan muatan, kerusakan rangka kapal, kerusakan mesin kapal, kapal tenggelam, kapal terbakar. Risiko lain yang bisa terjadi, yakni tabrakan kapal, resiko perang, perampokan dan pembajakan di laut, serta pencemaran lingkungan seperti tumpahan minyak di laut.
Budi mengatakan potensi risiko tersebut membuat peran asuransi sangat penting, terutama yang bisa memberikan proteksi bagi berbagai kebutuhan risiko maritim, seperti asuransi rangka kapal (marine hull) hingga pengangkutan barang (marine cargo) di laut.
"Tugu Insurance dapat memberikan perlindungan finansial yang lengkap untuk kebutuhan perusahaan pemilik kapal dan perusahaan pengirim barang. Sehingga membuat pengangkutan barang lewat laut memiliki jaminan keamanan maupun kepastian usaha," ungkap dia.
Tugu Insurance telah memberikan perlindungan risiko maritim selama lebih dari 40 tahun. Perusahaan mencatat produksi premi di 2021 (unaudited) pada induk perusahaan di lini asuransi kelautan mencapai total Rp 265,70 miliar. Nilai ini dikontribusikan dari Class of Business (COB) asuransi marine hull sebesar Rp 56,27 miliar dan asuransi marine cargo sebesar Rp 209,43 miliar.
Dia mengatakan, produk asuransi maritim yang dimiliki mencakup hampir semua risiko terkait dengan dunia perkapalan dan muatannya, seperti perlindungan terhadap resiko pembangunan kapal dan proteksi atas segala risiko yang mungkin timbul saat pengangkutan barang.
Selanjutnya perlindungan atas dampak tanggung jawab hukum yang ditimbulkan kegiatan operasi suatu kapal/pengangkutan serta perlindungan kerugian yang timbul dari kerusakan fisik atas kapal tertanggung akibat dari perang.
Kemudian risiko kehilangan pendapatan sewa atas kapal tertanggung akibat dari risiko operasional hingga perlindungan atas kehilangan dan/atau kerusakan terhadap material hingga produk akhir atas risiko logistik, penyimpanan, pengolahan, serta distribusi.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Amelia Kurniawan Resign Dari Komisaris Asuransi TUGU, Kenapa?