Sukses IPO, Harga Saham GoTo Diramal Bakal ke Rp 500?
Jakarta, CNBC Indonesia - Saat ini pasar modal Tanah Air sudah memiliki dua startup dengan valuasi besar yang sahamnya bisa ditransaksikan oleh publik.
Setelah tahun lalu ada PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), sekarang giliran PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang resmi menyandang status sebagai perusahaan publik alias "Tbk".
GOTO melepas sebanyak sebanyak 40.615.056.000 sahamnya dengan harga jual Rp 338/unit berhasil meraup pendanaan sebesar Rp 13,7 triliun. Nilai kapitalisasi pasar GOTO bahkan mencapai Rp 400 triliun dan masuk jajaran top 4 perusahaan publik dengan market cap terbesar di Indonesia.
Di hari perdananya listing harga saham GOTO ditutup melesat 13,02% di level Rp 382/saham. Namun di hari kedua, harga saham GOTO ditutup turun 3,14% di level Rp 370/saham.
Meskipun drop, harga saham GOTO masih di atas harga IPO dan investor yang membelinya saat penawaran perdana masih bisa menikmati cuan 9,5% jika menggenggamnya sampai hari kemarin, Selasa (12/4/2022).
Namun dengan nilai kapitalisasi pasar yang mencapai Rp 438,2 triliun tersebut, sebenarnya masihkah saham GOTO layak untuk dibeli? Berapakah nilai intrinsik dari perusahaan startup decacorn (US$ 10 miliar) yang satu ini?
Riset yang dipublikasikan oleh PT Ciptadana Sekuritas Asia mematok target price saham GOTO di Rp 500/saham.
Itu artinya, berdasarkan model valuasi yang dibuat, nilai perusahaan GOTO bakal mencapai Rp 592 triliun dan menjadi perusahaan dengan market cap terbesar ketiga di RI setelah BBCA dan BBRI, jika harganya sampai ke level tersebut.
Dengan target harga yang dipatok di Rp 500/saham, artinya masih ada potensi upside sebesar 35% dari harga penutupan perdagangan kemarin. Lantas sebenarnya faktor apa yang membuat Ciptadana Sekuritas Asia merekomendasikan Buy untuk saham GOTO?
Ada beberapa pertimbangan utama yang bisa dijadikan landasan untuk memberi rating beli saham GOTO. Pertama adalah ekosistem GOTO yang begitu besar dan menjadi market leader dibandingkan dengan perusahaan lain.
Untuk diketahui, GOTO sendiri memiliki 2,5 juta mitra driver lewat Gojek, 12 juta mitra merchant dan 100 juta pengguna aktif bulanan untuk sayap bisnis e-commerce-nya yaitu Tokopedia.
Faktor kedua adalah terkait dengan pandemi Covid-19. Perilaku konsumen berubah. Bahkan jika nanti Covid-19 selesai pun masyarakat yang sudah terbiasa berbelanja dan bertransaksi secara online tidak akan begitu saja meninggalkan semua kemudahan dan kenyamanannya.
Apalagi ekosistem GOTO yang besar memberikan berbagai pilihan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan mulai dari kebutuhan transaksi keuangan lewat GoPay, belanja kebutuhan di Tokopedia, sistem antar barang logistik dan mobilitas Gojek, hingga fasilitas kredit lewat PayLater.
Poin menarik ketiga yang disorot dalam riset Ciptadana Sekuritas Asia adalah potensi pertumbuhan segmen bisnis fintech yang sangat menjanjikan.
Analis Ciptadana Sekuritas Asia memproyeksikan pertumbuhan Gross Transaction Value (GTV) unit bisnis fintech GOTO bisa tumbuh secara compounding (CAGR) 48% dari tahun 2021-2024.
Menggunakan model valuasi Sum of the part (SOTP), ekosistem GOTO sendiri memiliki nilai enterprise value (EV) sebesar Rp 492,3 triliun, dengan rincian sebagai berikut : EV on demand services Rp 76,1 triliun; EV e-commerce Rp 247,2 triliun dan EV fintech Rp 169 triliun.
Namun ingat, GOTO juga berinvestasi di berbagai perusahaan publik lainnya seperti PT Bank Jago Tbk (ARTO) yang mencapai 21,4% dengan nilai intrinsik Rp 66,7 triliun, PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) sebesar Rp 645 miliar dan saham PT Blue Bird Tbk (BIRD) senilai Rp 4,4 triliun plus utang neto senilai Rp 25,7 triliun, maka nilai EV GOTO sebesar Rp 591,9 triliun.
Apabila jumlah saham outstanding mencapai 1,18 triliun artinya menurut Ciptadana Sekuritas nilai wajar harga saham GOTO adalah Rp 500/saham.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/vap)