Start Up Nggak Perlu IPO ke Luar, di RI Bisa, GoTo Buktinya
Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong perusahaan rintisan (startup) asal Indonesia agar melakukan pendanaan di pasar modal dalam negeri. Dorongan ini diberikan setelah OJK mengeluarkan kebijakan saham dengan hak suara multipel atau Multiple Voting Shares.
Kebijakan multiple voting shares bertujuan untuk melindungi visi dan misi perusahaan sesuai dengan tujuan para pendiri, dalam mengembangkan kegiatan usaha yang dijalankan. Kebijakan ini sudah digunakan pertama kali oleh PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) yang resmi melantai di bursa per Senin (11/4/2022).
"IPO PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) pada 11 April 2022 menjadi perusahaan tercatat pertama yang menerapkan saham dengan hak suara multiple atawa multiple voting shares yang memberi kekuatan voting lebih besar kepada para founder sehingga kebijakan strategis perusahaan sesuai dengan visi dan misi pendirinya," kata OJK dalam akun instagram resmi, dikutip Selasa (12/4).
Pada postingan yang sama, OJK menyebut komitmennya mendukung kesempatan bagi startup asal Indonesia melantai di bursa saham dalam negeri. Dukungan ini muncul salah satunya melaluikebijakan multiple voting shares.
Kebijakan ini bisa digunakan startup atau perusahaan sejenis untuk melakukan penawaran umum saham perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia.
"Kebijakan OJK ini merupakan upaya mendorong pendalaman pasar keuangan, khususnya sektor pasar modal, dengan cara mengakomodasi perusahaan yang menciptakan inovasi baru dengan tingkat produktivitas dan pertumbuhan yang tinggi (new economy) untuk melakukan Penawaran Umum Efek bersifat ekuitas berupa saham dan mencatatkan Efeknya (listing) di Bursa Efek Indonesia," katanya.
GoTo menjadi perusahaan rintisan kedua di Indonesia yang melantai di BEI. Sebelumnya PT Bukalapak Tbk. (BUKA) sudah melakukannya per 2021 lalu.
Ke depannya, dikabarkanPT Global Digital Niaga(Blibli) akan merger dengan Tiket.com dan melakukan IPO.MelansirYahoo Finance, Senin (11/4), penawaran perdana saham untuk perusahaan gabungan dapat bernilai sekitar US$1 miliar atau setara Rp14,3 triliun, menurut narasumberBloombergyang tidak ingin disebutkan identitasnya.
Kedua perusahaan itu merupakan portofolio investasi grup konglomeratDjarum Group.Tiket.comsebelumnya dikabarkan menjajaki untukgo publicmelalui merger dengan SPACbernamaCOVA Acquisition Corp. Menurut narasumber yang sama, pembicaraan merger antara kedua perusahaan tidak dilanjutkan. Namun, proses pengambilan keputusan masih berlangsung dan belum ada hasil final.
Tiket.com didirikan pada 2011 dan diakuisisi oleh Djarum Group pada tahun 2017. Platform ini menyediakan platform pembelian tiket penerbangan dan kereta api, kamar hotel,serta acara seperti konser. Tiket.com memiliki jaringan lebih dari 90 maskapai penerbangan, 2,8 juta hotel dan penginapan lainnya.
(RCI/dhf)