
10 Saham Top Gainers & Losers, GOTO Masuk Nih!

Selain beberapa saham menjadi top gainers disaat IHSG ditutup terkoreksi tipis, ada pula beberapa saham yang menjadi top losers.
Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Senin kemarin.
![]() |
Di posisi pertama terdapat saham emiten industri mainan anak yakni PT Sunindo Adipersada Tbk (TOYS), yang ambles hingga 6,98% ke level harga Rp 160/saham. Saham TOYS pun terkena batas auto rejection bawah (ARB).
Nilai transaksi saham TOYS pada perdagangan kemarin mencapai Rp 3,63 miliar dengan volume perdagangan mencapai 22,25 juta saham. Investor asing melepas saham TOYS sebesar Rp 58 ribu di pasar reguler.
Sedangkan di posisi kedua terdapat saham emiten penyedia Base Transceiver Station (BTS) atau menara telekomunikasi yakni PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) yang harganya ambruk 6,96% ke posisi harga Rp 38.075/saham. Saham SUPR juga terkena batas ARB kemarin.
Nilai transaksi saham SUPR pada perdagangan kemarin mencapai Rp 30,46 juta dengan volume perdagangan hanya sebesar 800 saham.
Meski sahamnya kembali ambles, tetapi saham SUPR masih menjadi saham termahal kedua secara nominal di bursa, setelah saham emiten Grup Sinar Mas yang bergerak di bidang pertambangan dan penyediaan tenaga listrik, yakni PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA).
Di posisi keempat, terdapat saham emiten pemasaran perdagangan digital dan iklan cloud yakni PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) yang harganya ambrol 6,94% ke level Rp 1.810/saham.
Nilai transaksi saham DMMX kemarin mencapai Rp 14,65 miliar dengan volume perdagangan mencapai 7,95 juta saham. Investor asing melepasnya sebesar Rp 892,17 juta di pasar reguler.
Sedangkan di posisi paling minor atau posisi ke-10, terdapat saham emiten ritel pengelola gerai Hypermart yakni PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) yang ditutup merosot 6,86% ke posisi Rp 380/saham pada Senin kemarin.
Nilai transaksi saham MPPA kemarin mencapai Rp 116,23 miliar dengan volume perdagangan mencapai 294,38 juta saham. Investor asing melepasnya sebesar Rp 4,61 miliar di pasar reguler.
Belum diketahui mengapa saham MPPA menjadi saham paling minor di jajaran top losers kemarin.
Sebelumnya pada tahun 2021, perseroan masih mencatatkan rugi bersih, namun rugi bersih tersebut mulai menurun. Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan Kamis akhir Maret lalu, MPPA mencatatkan rugi bersih RP 337,55 miliar sepanjang 2021. Angka ini turun 16,7% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 405,31 miliar.
MPPA membukukan penurunan pendapatan sekitar 1,4% secara tahunan menjadi Rp 6,65 triliun. Sementara, beban pokok pendapatan naik mejadi RP 5,46 triliun dari sebelumnya Rp 5,44 triliun pada 2020.
Alhasil, laba kotor MPPA tercatat Rp 1,19 triliun. Posisi ini turun 8,4% dibnanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 1,31 triliun.
Namun, penurunan tersebut masih bisa dikompensasi oleh efisiensi berkat strategi online to offline. Strategi ini tercermin dari penurunan beban penjualan 25,77% secara tahunan menjadi Rp 207,38 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd)[Gambas:Video CNBC]