
10 Saham Top Gainers & Losers, GOTO Masuk Nih!

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Senin (11/4/2022) kemarin, setelah sempat mencetak rekor tertingginya pada awal perdagangan sesi I.
Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melemah 0,1% ke level 7.203,794. IHSG sempat melesat dan tembus ke level tertinggi (all time high/ATH) di 7.355,3 pada awal perdagangan sesi I kemarin.
Namun setelah menyentuh level tertingginya, penguatan IHSG terpangkas dan pada akhirnya ditutup di zona merah, meski masih cenderung tipis.
Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitaran Rp 21 triliun dengan melibatkan 46 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,8 juta kali. Sebanyak 154 saham menguat, 412 saham melemah, dan 128 saham stagnan
Investor asing pun masih mencatatkan pembelian bersih (net buy) hingga mencapai Rp 1,12 triliun di seluruh pasar, dengan rincian sebesar Rp 803,48 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp 316,8 miliar di pasar tunai dan negosiasi.
Di tengah koreksi tipis IHSG, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Senin kemarin.
![]() |
Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), yang sempat menjadi penopang IHSG pada awal perdagangan sesi I kemarin hanya berhasil menduduki posisi 8 dari jajaran saham top gainers kemarin.
Saham GOTO sendiri ditutup melesat 13,02% ke level harga Rp 382/saham. Sebelumnya, harga penawaran atau harga awal saham GOTO sebesar Rp 338/saham. Bahkan, saham GOTO sempat melonjak hingga 23,08% ke level Rp 416/saham pada awal perdagangan sesi I kemarin.
Nilai transaksi saham GOTO menjadi yang terbesar di BEI pada Senin kemarin, yakni sebesar Rp 3,67 triliun dengan volume perdagangan 9,41 miliar saham yang ditransaksikan sebanyak 297 ribu kali.
Kenaikan terjadi setelah investor asing memborong saham GOTO sebanyak Rp 311,48 miliar di seluruh pasar, dengan rincian sebesar Rp 249,93 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp 61,55 miliar di pasar tunai dan negosiasi.
Bahkan, kapitalisasi pasar (market cap) GOTO sudah mencapai Rp 452,43 triliun dan menjadi perusahaan dengan kapitalisasi pasar (market cap) ketiga terbesar di pasar modal RI.
Saham GOTO tercatat di papan utama BEI dan GoTo menjadi emiten ke-15 yang tercatat di BEI pada tahun ini. Harga penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) GOTO sebesar Rp 338 per saham.
Berdasarkan keterbukaan informasi di BEI dikutip Minggu kemarin, total jumlah saham yang dicatatkan sebanyak 1.184.363.929.502 saham.
Jumlah saham itu terdiri dari 1.082.912.477.886 saham pendiri Seri A, 10.264.665.616 saham treasuri seri A, 50.571.730.000 saham pendiri Seri B, dan 40.615.056.000 saham Penawaran umum kepada masyarakat - Seri A.
Saham free float per tanggal 11 April 2022 adalah sebanyak 781.657.936.056 saham atau 66%, terdiri dari jumlah saham yang di-lock up selama 8 bulan sebanyak 741.042.880.056 saham (62,57%) dan jumlah saham yang tidak di-lock up sebanyak 40.615.056.000 saham (3,43%).
GOTO sendiri memastikan akan menggunakan seluruh dana hasil IPO untuk memperkuat modal kerja dan meningkatkan penyertaan ke perusahaan anak.
Kepastian ini dijelaskan GoTo dalam prospektus yang diterbitkan Selasa, 15 Maret lalu. Perusahaan teknologi ini menyebut akan menggunakan modal kerja dari penerbitan saham perdana demi mendukung perkembangan perusahaan ke depan.
Sementara di posisi pertama saham top gainers, saham emiten penyedia dunia metaverse yakni PT WIR Asia Tbk (WIRG) kembali memimpin top gainers pada perdagangan kemarin.
Saham WIRG sendiri ditutup meroket 24,55% ke posisi harga Rp 685/saham. Dengan ini, sejak debut perdananya di bursa pada Senin pekan lalu, saham WIRG konsisten menghijau dan selalu ditutup di batas auto rejection atas (ARA).
Praktis, sejak melantai dengan harga penawaran perdana (IPO) sebesar Rp 168/saham, saham WIRG sudah meroket hingga 307,74%.
Nilai transaksi saham WIRG pada perdagangan kemarin mencapai Rp 135,98 miliar dengan volume perdagangan mencapai 198,68 juta saham. Investor asing memburu saham WIRG sebesar Rp 2,75 miliar di pasar reguler.
Selain beberapa saham menjadi top gainers disaat IHSG ditutup terkoreksi tipis, ada pula beberapa saham yang menjadi top losers.
Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Senin kemarin.
![]() |
Di posisi pertama terdapat saham emiten industri mainan anak yakni PT Sunindo Adipersada Tbk (TOYS), yang ambles hingga 6,98% ke level harga Rp 160/saham. Saham TOYS pun terkena batas auto rejection bawah (ARB).
Nilai transaksi saham TOYS pada perdagangan kemarin mencapai Rp 3,63 miliar dengan volume perdagangan mencapai 22,25 juta saham. Investor asing melepas saham TOYS sebesar Rp 58 ribu di pasar reguler.
Sedangkan di posisi kedua terdapat saham emiten penyedia Base Transceiver Station (BTS) atau menara telekomunikasi yakni PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) yang harganya ambruk 6,96% ke posisi harga Rp 38.075/saham. Saham SUPR juga terkena batas ARB kemarin.
Nilai transaksi saham SUPR pada perdagangan kemarin mencapai Rp 30,46 juta dengan volume perdagangan hanya sebesar 800 saham.
Meski sahamnya kembali ambles, tetapi saham SUPR masih menjadi saham termahal kedua secara nominal di bursa, setelah saham emiten Grup Sinar Mas yang bergerak di bidang pertambangan dan penyediaan tenaga listrik, yakni PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA).
Di posisi keempat, terdapat saham emiten pemasaran perdagangan digital dan iklan cloud yakni PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) yang harganya ambrol 6,94% ke level Rp 1.810/saham.
Nilai transaksi saham DMMX kemarin mencapai Rp 14,65 miliar dengan volume perdagangan mencapai 7,95 juta saham. Investor asing melepasnya sebesar Rp 892,17 juta di pasar reguler.
Sedangkan di posisi paling minor atau posisi ke-10, terdapat saham emiten ritel pengelola gerai Hypermart yakni PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) yang ditutup merosot 6,86% ke posisi Rp 380/saham pada Senin kemarin.
Nilai transaksi saham MPPA kemarin mencapai Rp 116,23 miliar dengan volume perdagangan mencapai 294,38 juta saham. Investor asing melepasnya sebesar Rp 4,61 miliar di pasar reguler.
Belum diketahui mengapa saham MPPA menjadi saham paling minor di jajaran top losers kemarin.
Sebelumnya pada tahun 2021, perseroan masih mencatatkan rugi bersih, namun rugi bersih tersebut mulai menurun. Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan Kamis akhir Maret lalu, MPPA mencatatkan rugi bersih RP 337,55 miliar sepanjang 2021. Angka ini turun 16,7% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 405,31 miliar.
MPPA membukukan penurunan pendapatan sekitar 1,4% secara tahunan menjadi Rp 6,65 triliun. Sementara, beban pokok pendapatan naik mejadi RP 5,46 triliun dari sebelumnya Rp 5,44 triliun pada 2020.
Alhasil, laba kotor MPPA tercatat Rp 1,19 triliun. Posisi ini turun 8,4% dibnanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 1,31 triliun.
Namun, penurunan tersebut masih bisa dikompensasi oleh efisiensi berkat strategi online to offline. Strategi ini tercermin dari penurunan beban penjualan 25,77% secara tahunan menjadi Rp 207,38 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah