Dalam 7 Hari, Kurs Dolar Singapura Sudah Turun 6 Kali
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura kembali melemah melawan rupiah pada perdagangan Senin (11/4), mendekati level termurah dalam 1 bulan terakhir. Dalam 7 hari perdagangan, dolar Singapura bahkan sudah melemah sebanyak 6 kali.
Melansir data Refinitiv, pada pukul 12:35 WIB dolar Singapura diperdagangkan di kisaran Rp 10.516, melemah 0,16% di pasar spot.
Dolar Singapura masih terus menurun meski data ekonomi dari dalam negeri sebenarnya kurang menguntungkan bagi rupiah.
Pada pekan lalu, Bank Indonesia (BI) melaporkan penurunan cadangan devisa dan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK). Sementara pada hari ini, penjulan ritel juga dilaporkan menurun.
Pada bulan Februari, penjualan ritel dilaporkan turun 4,5% month-to-month (mtm). Penurunan tersebut lebih besar dari bulan Januari yakni 3,1% (mtm).
Sementara jika dibandingkan Februari 2021, penjualan ritel tercatat naik 12,9% year-on-year (yoy).
Untuk bulan Maret, BI memperkirakan penjualan ritel akan mengalami peningkatan.
"Kinerja penjualan eceran pada Maret 2022 diprakirakan meningkat. Hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Maret 2022 sebesar 204,0, atau secara bulanan tumbuh 2,0% (mtm), lebih tinggi dibandingkan -4,5% (mtm) pada bulan sebelumnya," tulis BI dalam keterangan resminya hari ini.
Serangkain data tersebut sebenarnya memberikan tekanan bagi rupiah, tetapi nyatanya masih mampu membuat dolar Singapura terus menurun.
Salah satu penyebabnya yakni aliran modal yang terus masuk ke pasar saham Indonesia. Data menunjukkan sepanjang tahun ini investor asing melakukan aksi beli bersih lebih dari Rp 37,5 triliun, dan sudah ada net buy lebih dari Rp 550 miliar di perdagangan sesi I hari ini.
Di sisi lain, pelaku pasar saat ini masih menanti pengumuman kebijakan moneter Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) yang saat ini sedang dalam masa blackout selama 21 hari hingga 14 April saat mengumumkan kebijakan moneternya.
Selama periode blackout tersebut, MAS tidak mengeluarkan pernyataan apa pun, hal ini membuat pelaku pasar saat ini masih wait and see yang membuat kurs dolar Singapura menurun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)