
Nahas! Bank Berusia 2 Abad Lebih, Hancur di Tangan Anak Muda

Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu film dengan tema pasar keuangan yang diadaptasi dari kisah nyata selain The Big Short adalah Rogue Trader yang dirilis pada tahun 1999.
Rogue Trader merupakan film besutan sutradara James Dearden dua dekade lalu. Siapa sangka bahwa film yang satu ini mengisahkan tentang bagaimana seorang pria berusia 28 tahun bisa membuat bangkrut bank paling tua di Inggris Barings Bank yang sudah berusia dua dekade.
Adalah Nick Leeson seorang pria ambisius yang bercita-cita ingin menjadi seorang trader. Namun sayang dalam karir sebelumnya bersama Morgan Stanley, Nick tak mendapatkan posisi yang diinginkan.
Ia memutuskan untuk mengakhiri karir di Morgan Stanley dan memilih pindah ke Barings Bank. Menariknya Nick sebelumnya bahkan tidak mengetahui nama Barings Bank ketika mengajukan lamaran ke bank tersebut.
Barings Bank adalah Inggris yang berbasis di London, dan salah satu bank dagang tertua di Inggris setelah Berenberg Bank, yang merupakan kolaborator dekat Barings dan perwakilan Jerman. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1762 oleh Francis Baring, seorang anggota keluarga pedagang dan bankir Jerman-Inggris Baring yang lahir di Inggris.
Meskipun disegani, Nick menilai bahwa Barings Bank merupakan tempat kerja yang terbilang kuno dan kalah jauh dengan tempat bekerja sebelumnya Morgan Stanley.
Namun sebenarnya di Barings Bank inilah nama Nick Leeson menjadi terkenal. Semua bermula ketika Nick ditugaskan di Singapura untuk melakukan transaksi atau trading derivative pada 1992.
Nick yang sangat percaya diri memutuskan untuk mengikuti ambisinya. Uang dari Barings Bank digunakannya untuk melakukan berbagai trading yang berisiko.
Kerugian demi kerugian dialami oleh Nick. Namun karena Ia dipercaya untuk mengurus unit bisnis transaksi derivatif di Singapura dan pengawasan bos yang lemah membuat Nick secara leluasa memanipulasi pembukukan aktivitas tradingnya.
Nick menggunakan satu akun kosong berkode '88888' untuk memindahkan transaksi-transaksinya yang merugi agar apa yang ia lakukan terlihat menguntungkan. Pada tahun 1993 nilai kerugian Barings atas transaksi berisiko Nick tercatat mencapai GBP 23 juta.
Untuk menutupi kerugian yang diderita dan disembunyikan dalam suatu akun palsu, Ia terus meminta uang kepada bank tempatnya bekerja dan menggunakannya untuk berbagai aksi spekulasi dengan nominal yang semakin besar.
Bank Barings percaya terhadap Nick karena, yang mereka ketahui, Nick menghasilkan banyak sekali keuntungan untuk Barings karena hanya transaksi yang menghasilkan untunglah yang dilaporkan.
Nick sebenarnya sempat berhasil menutupi kerugiannya dengan menggunakan strategi di mana apabila Nick kalah dalam suatu posisi, maka Nick akan meningkatkan taruhanya hingga 2 kali lipat untuk menutup kerugian.
Namun Ia terlalu percaya diri dan akhirnya kembali jatuh ke lubang yang sama.
Alhasil kerugian pun bengkak. Pada tahun 1994, nilai kerugian yang tercatat di akun palsu milik Nick mencapai GBP 208 juta, naik hampir 10 kali lipat dari kerugian sebelumnya.
Setiap kerugian yang Ia alami, akan selalu disembunyikan di akun palsu miliknya. Dan di saat itu pula Nick akan meminta uang lebih untuk melakukan spekulasi lain dengan harapan bisa menutup kerugiannya.
