Jelang Akhir Pekan Harga Nikel "Mager"

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Jumat, 08/04/2022 16:57 WIB
Foto: Infografis/Larangan Ekspor Biji Nikel/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga nikel dunia terpantau stabil pada perdagangan hari ini. Rendahnya persediaan mampu menopang laju nikel. Akan tetapi, ada risiko dari lonjakan kasus Covid-19 di China, konsumen utama logam dunia.

Pada Jumat (8/4/2022) pukul 16.33 WIB harga nikel dunia tercatat US$ 33.785/ton, turun tipis 0,02% dari posisi kemarin.


Persediaan nikel di gudang yang dipantau oleh Bursa Logam London (LME) tercatat 74.190 ton. Jumlah ini telah turun 28.332 ton atau 26,7% sejak awal 2022.

Di sisi lain minat masyarakat dunia terhadap mobil listrik masih tinggi tercermin dari penjualan mobil listrik pabrikan Tesla pada kuartal I-2022 yang melejit 68% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya menjadi 310.048 unit.

Ketidakseimbangan antara permintaan dan persediaan tersebut yang kemudian mendongkrak harga nikel dunia. Namun, tekanan datang dari lonjakan kasus Covid-19 di China.

China mencatat 24.188 kasus harian Covid-19 pada hari Kamis (7/4/2022). Ini merupakan rekor tertinggi selama pandemi.

Kondisi ini membuat Kota Shanghai terpaksa memperpanjang masa pengunciannya (lockdown) karena tingginya kasus positif belum dapat ditekan. Adapun, Shanghai telah menerapkan lockdown sejak sepekan lalu.

Pejabat kesehatan senior Shanghai Wu Qianyu mengatakan lockdown kemungkinan akan terus diterapkan dalam beberapa waktu ke depan. Hal itu dilakukan sembari pengujian massal terus digenjot.

"Shanghai sedang menguji kekuatannya melawan virus," tuturnya, dikutipChannel News Asia, Rabu (6/4/2022).

Kota itu juga telah mengubah pusat pameran dan konvensi nasionalnya menjadi rumah sakit darurat Covid-19 untuk 40.000 orang.

Lockdown di China menimbulkan kekhawatiran para pelaku pasar terhadap permintaan dari negeri panda tersebut. Pasalnya China adalah konsumen terbesar nikel di dunia sebesar 1,31 juta ton pada 2020, mengacu data Statista.


(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Forum Industri Nikel Minta Kenaikan Tarif Royalti Dikaji Ulang