The Fed Bikin Galau Pasar, Rupiah Tembus Rp 14.360/US$
Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah sempat menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sebelum bergerak melemah hingga pukul 11:00 WIB pada perdagangan hari ini, Jumat (8/4/2022). Apa pemicunya?
Melansir data dari Refinitiv, Mata Uang Tanah Air membuka perdagangan dengan menguat tipis 0,02% di Rp 14.355/US$. Namun, rupiah berbalik arah menjadi terkoreksi 0,01% ke Rp 14.360/US$ pada pukul 11:00 WIB.
Terpantau pukul 11:00 WIB, dolar AS berhasil menguat 0,09% ke level 99,846 terhadap 6 mata uang dunia. Tidak heran, jika rupiah tertahan penguatannya sehingga kembali melemah setelah sempat mencicipi zona positif pada sesi awal pembukaan pasar.
Ketika ekspektasi meningkat bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan meningkatkan upayanya untuk menahan inflasi dengan kenaikan suku bunga yang lebih besar, Presiden Fed Chicago Charles Evans dan Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic pada Kamis (7/4) memberikan tanggapan yang agak dovish.
"Sudah waktunya kita keluar dari sikap darurat kita - saya pikir itu benar-benar tepat bahwa kita memindahkan kebijakan kita lebih dekat ke posisi netral - tapi saya pikir kita perlu melakukannya dengan cara yang terukur," kata Bostic kepada virtual Fed Chicago pada konferensi mobilitas ekonomi dikutip dari Reuters.
Selain itu, Charles Evan optimis bahwa The Fed bisa menjadi netral dan tidak harus bertindak agresif.
Baik Evans dan Bostic mengatakan mereka mendukung rencana Fed untuk memperketat kebijakan, dan keduanya sebelumnya mengatakan mereka akan terbuka untuk langkah 50 basis poin jika diperlukan.
Tetapi suara mereka yang menyerukan lebih banyak moderasi berlawanan dengan mereka yang berada di sayap Fed yang lebih hawkish.
Menurut Analis Pasar AS Jim Bianco, dia 75% yakin inflasi akan tetap tinggi selama dua tahun ke depan, dan mengharapkan setidaknya kenaikan 50 basis poin pada pertemuan The Fed selanjutnya.
"Jika pasar saham ingin naik, mungkin mereka harus berbicara tentang kenaikan 75 basis poin dan bukan 50 basis poin," tambahnya.
Sementara itu, dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) telah melaporkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) di Maret yang berada di 111. Artinya, indeks di atas 100 mengindikasikan konsumen masih optimis dalam memandang perekonomian hingga enam bulan mendatang.
IKK Maret 2022 yang tidak setinggi bulan sebelumnya disebabkan oleh lebih terbatasnya ekspektasi terhadap kondisi ekonomi mendatang, terindikasi dari Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) sebesar 128,1, sedikit melambat dibandingkan 130,8 pada bulan sebelumnya.
Demikian juga Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) Maret 2022 yang tercatat sebesar 93,9, sedikit termoderasi dari bulan sebelumnya sebesar 95,5.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/vap)