
Bos BEI Bicara Soal Binomo dan Influencer Saham

Jakarta, CNBC Indonesia - Calon Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi, yang saat ini masih menjabat sebagai Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), pada hari ini, Kamis (7/4/2022), menjalani fit and proper test di Komisi XI DPR-RI.
Pada sesi tanya jawab Inarno pun mendapat pertanyaan soal Binary Option Binomo dan influencer saham. Soal influencer menurut Inarno memang tengah menjadi fenomena dan bukan hanya di pasar modal Indonesia, namun juga di Amerika Serikat (AS).
"Di pasar modal Indonesia kami juga mengajak influencer inkubator, termasuk artis yang diberikan pendidikan soal pasar modal serta do and dont's, agar setidaknya followers dari influencer ini mendapatkan sosialisasi dan edukasi tentang pasar modal," jelas Inarno, di Jakarta, Kamis (7/4/2022).
Adapun soal Binomo menurut Inarno perlu ditertibkan dan tidak boleh dilepaskan.
"Apalagi tentunya kalau bapak/ibu mengikuti ini boleh dibilang tidak boleh lepas karena yang menjadi korban adalah masyarakat Indonesia meski listed di luar (negeri). Harus kita lindungi!," tegas Inarno.
Sementara itu, dalam paparannya Inarno menyampaikan sejumlah tantangan pengembangan pasar modal dan rencana strategis 2022-2027 seandainya dia terpilih nanti sebagai DK OJK Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal.
"Tantangan pengembangan pasar modal, tantangan jangka pendek, upaya exit policy sebagai rangkaian pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19," ujarnya.
Sedangkan tantangan jangka menengah dan panjang di OJK secara umum, pertama adalah rendahnya literasi keuangan nasional, khususnya pemahaman masyarakat terhadap produk dan jasa di bidang pasar modal.
"Pasar modal untuk literasinya masih di bawah perbankan, sektor-sektor yang lain, inklusinya masih lebih rendah dari sektor lain, ini challenge ke depan," jelasnya.
Untuk meningkatkan edukasi dan literasi keuangan masyarakat, saat ini sudah ada 9 kantor regional OJK, 37 kantor OJK, sedangkan BEI sudah punya 30 kantor perwakilan dan 629 galeri investasi di berbagai kampus di Indonesia.
Kedua, rendahnya tingkat pertumbuhan penyaluran kredit perbankan. Ketiga, belum optimalnya peran pembiayaan dari pasar modal.
Keempat, kurangnya jangkauan produk dan layanan sektor jasa keuangan khususnya di UMKM. Kelima, masih lambatnya respons kebijakan atas fenomena
perkembangan ekonomi digital maupun ekonomi hijau.
Untuk menghadapi sejumlah tantangan tersebut, Inarno menyiapkan sejumlah rencana strategis dalam paparannya yang diberi judul "Building Trust & Optimism".
"Ini perlu 5 pilar dan perlu pondasi yang cukup kuat pondasinya adalah transformasi kelembagaan OJK, adalah peningkatan process, productivity dan governance. Tentu ini perlu juga didukung oleh sinergi dan koordinasi dari kelembagaan," jelasnya.
(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Inarno jadi Bos Pasar Modal OJK, Siapa yang Jadi Bos BEI?