
Sakti! Kemarin Profit Taking, Hari Ini IHSG Ngegas Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,33% di level 7.127,37 pada perdagangan hari ini, Kamis (7/4/2022).
IHSG sukses menguat ketika mayoritas bursa saham Asia berakhir di zona merah hari ini. Indeks Nikkei, Hang Seng dan Shang Hai bahkan ambles lebih dari 1%.
Penguatan IHSG hari ini juga ditopang oleh aksi beli saham investor asing. Data perdagangan mencatat asing net buy Rp 414 miliar di pasar reguler.
Saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi yang paling banyak diborong asing dengan net buy Rp 135,3 miliar dan Rp 107,9 miliar. Sedangkan saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) paling banyak dilepas asing dengan net sell Rp 59,7 miliar dan Rp 41,7 miliar.
Bursa saham Amerika Serikat (AS) masih tertahan di zona merah pada penutupan perdagangan Rabu (6/4/2022), di tengah berlanjutnya koreksi saham sektor teknologi menyusul rilis risalah rapat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).
Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 144,67 poin (-0,42%) ke 34.496,51.S&P 500 surut 43,97 poin (-0,97%) ke 4.481,15 dan Nasdaq drop 315,35 poin (-2,22%) ke 13.888,82.
Investor menyambut negatif risalah rapat The Fed pada rapat bulan lalu yang mengindikasikan bahwa para pejabat bank sentral "secara umum sepakat" mengurangi neraca keuangannya sebesar US$ 95 miliar per bulan.
Selain itu, mereka juga mempertimbangkan kenaikan suku bunga acuan (Fed Funds Rate) yang lebih agresif dari sekadar 25 basis poin. Bursa saham AS anjlok ketika notula rapat tersebut dirilis, meski kemudian di penghujung perdagangan laju koreksi kian berkurang.
"Banyak peserta rapat mencatat bahwa-dengan inflasi di atas target Komite [Pasar Terbuka Federal/FOMC], risiko inflatoir masih meninggi, dan Fed Funds Rate di bawah estimasi peserta pasar dalam jangka panjang-mereka condong pada kenaikan sebesar 50 basis poin di rentang waktu yang ditargetkan," demikian tertulis dalam risalah rapat tersebut.
Sikap bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) sudah terkonfirmasi bahwa mereka telah berbalik dari sangat-sangat royalsuper-dovishdi eraquantitative easing, menjadi sangat galakhawkishuntuk urusan duit beredar. Sudah galak, agresif pula.
Pada Kamis (7/4/2022), Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa per akhir Maret 2022 sebesar US$ 139,1 miliar. Anjlok US$ 2,3 miliar dari bulan sebelumnya.
"Penurunan posisi cadangan devisa pada Maret 2022 antara lain dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah," sebut keterangan tertulis BI.
Posisi cadangan devisa tersebut, lanjut laporan BI, setara dengan pembiayaan 7,2 bulan impor atautujuh bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Dibuka Hijau, IHSG Sempat Sentuh Rekor Lagi