Taipan Sawit Makin Tajir, Saat Rakyat Jelata Teriak Migor

Grup Sampoerna
Meskipun bisnis utamanya adalah produk turunan tembakau, Grup Sampoerna juga tidak mau kehilangan pangsa pasar CPO yang cukup menjanjikan, konglomerasi bisnis ini hadir melalui PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) yang berlokasi di Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, dan Riau.
Pendapatan SGRO tahun lalu meningkat 48% menjadi Rp 5,2 triliun, sehingga mampu menggenjot laba perusahaan yang terbang nyaris 500% menjadi Rp 802 miliar.
SGRO membayarkan total kompensasi bruto kepada manajemen kunci (termasuk dewan komisaris dan direksi) Grup sebesar Rp 38,65 miliar pada tahun lalu, bertambah dari periode tahun sebelumnya Rp 37,16 miliar.
Tahun lalu kekayaan Putra Sampoerna ditaksir mencapai US$ 1,84 miliar.
Sepanjang tahun 2022, saham SGRO mengalami apresiasi 9,27%.
Grup Triputra
Triputra Group melalui PT. Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG)meramaikan kompetisi usaha agribisnis nasional. Meski memulai usaha di industri perkayuan pada tahun 1980 dan baru memulai ekspansi ke bisnis kelapa sawit secara resmi pada 1996, perusahaan ini telah berkembang dan menjadi pemain penting di dunia kelapa sawit Indonesia.
Reli harga CPO, berkontribusi terhadap peningkatan laba emiten kelapa sawit milik Grup Triputra yakni dan Triputra Agro Persada (TAPG).
DSNG memberikan gaji dan imbalan jangka pendek kepada personil manajemen kunci, yakni direktur dan komisaris, sebesar Rp 53,55 miliar, naik dari tahun 2020 yang sebesar Rp 49,03 miliar.
Sementara itu TAPG membayarkan imbalan kerja jangka pendek kepada manajemen kunci sebesar Rp 50,41 miliar untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2021, meningkat dari periode sebelumnya sebesar Rp 44,79 miliar.
Kekayaan TP Rachmat juga ikut meningkat tajam, dari semula berada di peringkat 15 dengan kekayaan US$ 2,84 miliar tahun lalu, kini berdasarkan data realtime dari Forbes kekayaannya telah naik menjadi US$ 3,3 miliar dan berada di posisi kedelapan.
Selain masih banyak taipan lain yang diuntungkan oleh reli harga sawit yang mana perusahaannya tidak ditawarkan ke publik atau melantai di negara lain.
Berikut beberapa nama taipan kelapa sawit utama RI Lainnya
Bachtiar Karim, ia dikenal lewat sepak terjangnya di Musim Mas Group, konglomerasi yang bergerak di lini bisnis utama minyak sawit atau CPO. Kekayaan bersihnya tahun lalu ditaksir mencapai US$ 3,5 miliar.
Musim Mas Group merupakan salah satu perusahaan minyak sawit terintegrasi terbesar di dunia dengan operasi yang mencakup seluruh rantai nilai di wilayah Amerika, Eropa, dan Asia.
Martua Sitorus, bisnisnya besar dari keikutsertaan membangun Wilmar, perusahaan kelapa sawit yang beroperasi luas di Indonesia dan melantai di bursa Singapura. Kekayaan bersihnya tahun lalu mencapai US$ 2,85 miliar.
Peter Sondakh, ia memiliki bisnis kelapa sawit lewat PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT), kekayaan bersihnya tahun lalu mencapai US$ 2,15 miliar.
Sukanto Tanoto, bisnisnya besar setelah membangun grup bisnis Royal Golden Eagle, kekayaan bersihnya tahun lalu mencapai US$ 2,1 miliar.
Ciliandra Fangiono, bisnisnya berasal dari perkebunan kelapa sawit di Indonesia dengan perusahaan melantai di Singapura. Kekayaan bersihnya tahun lalu mencapai US$ 1,83 miliar.
(fsd)[Gambas:Video CNBC]
