
Lelah Nanjak, IHSG Sesi 2 Rehat Sejenak

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,25% di sesi I perdagangan Kamis (7/4/2022).
IHSG sempat keluar dari level psikologis 7.100 di awal-awal perdagangan. Namun IHSG mampu rebound dan menyundul level tertinggi intraday di 7.144,6. Asing net buy di pasar reguler senilai Rp 217,3 miliar hingga sesi istirahat siang.
Mayoritas bursa saham kawasan Asia bergerak di zona merah siang ini. Indeks Nikkei Jepang dan Hang Seng Hong Kong bahkan ambles lebih dari 1%.
Semalam tiga indeks acuan Wall Street yakni Dow Jones Industrial, S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing mencatatkan pelemahan sebesar 0,42%, 0,97% dan 2,22%.
Pelemahan harga saham-saham di AS terjadi seiring dengan kenaikan yield US Treasury yang melonjak pasca rilis notula rapat komite FOMC the Fed yang mensinyalkan pengurangan balance sheet senilai US$ 95 miliar/bulan.
Setelah sukses sendirian menghijau di sesi I, bagaimana prospek IHSG di sesi II? Simak ulasan teknikal berikut.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal |
Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat level penutupan IHSG sesi I dan indikator BB, tampak bahwa meski indeks menguat tetapi cenderung dekat dengan level supportnya di 7.111.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Perlu diwaspadai, saat ini RSI juga cenderung menurun yang mengindikasikan penguatan momentum jual. Terakhir, RSI IHSG berada di level 57,79 dan belum menunjukkan adanya tanda jenuh jual.
Sementara itu dari sisi indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD), tampak garis EMA 12 berada di bawah EMA 26 dan bar histogram di area negatif.
Jika melihat indikator teknikal, ada kemungkinan apresiasi IHSG berpotensi terpangkas di sesi II. Setidaknya IHSG akan menguji level 7.011-7.151 di sesi II.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000