
Saat Ritel Harap-harap Cemas Menanti 'Jatah' Saham GoTo

Jakarta, CNBC Indonesia - Para investor ritel yang memesan saham PT Gojek Tokopedia GoTo di pasar perdana sedang menanti-nanti kepastian jumlah saham yang akan didapat dari penjatahan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO). Hari ini merupakan batas akhir proses penjatahan (allotment) saham IPO GoTo.
Investor ritel yang memesan saham ini berharap bisa mendapatkan jatah sesuai dengan jumlah pesanan yang sudah diajukan. Harapannya, setelah ditransaksikan di pasar sekunder, saham GoTo bisa naik tinggi.
Salah satu investor ritel, Meylan Siagian, karyawan swasta di Jakarta memesan 100 lot saham GoTo. Bermodal Rp 3.380.000, perempuan ini berharap bisa mendapatkan 10.000 lembar saham GoTo.
"Beharap bisa dapat semua dan naik melejit (setelah di transaksikan di pasar sekunder)," kata perempuan yang hampir setahun belakang ini aktif menjadi investor saham.
Hal senada diungkapkan oleh Meli Purba, karyawan swasta yang berdomilisi di Kota Bandung, Jawa Barat, yang mengaku memesan 40 lot saham GoTo pada masa penawaran.
Dia juga berharap bisa mendapatkan alokasi 40 lot, sesuai pesanan. Perempuan ini akan menahan saham GoTo sebagai portofolio investasinya selama dua tahun.
Sesuai dengan jadwal IPO GoTo, penjatahan saham (allotment) PT Gojek Tokopedia GoTo Tbk akan berakhir hari ini. Investor akan mengetahui jumlah saham yang akan diterima dari proses penawaran umum (intial public offering/IPO) hari ini,
Seperti diketahui, harga saham IPO telah ditetapkan di batas atas kisaran, yaitu Rp 338 per saham, yang mencerminkan kapitalisasi pasar diperkirakan mencapai Rp 400,3 triliun (US$ 28 miliar).
GoTo menawarkan sebanyak 46,7 miliar saham baru Seri A, yang merupakan gabungan antara saham baru yang diterbitkan dan saham tresuri (untuk opsi penjatahan lebih).
Masa penawaran umum saham akan berlangsung mulai 1 - 7 April 2022 dan pencatatan di Papan Utama BEI dengan kode saham GOTO dijadwalkan pada 11 April 2022.
Direktur Utama Indo Premier Sekuritas Moleonoto The menuturkan, selaku penjamin pelaksana emisi menyatakan harga saham GoTo ditawarkan pada kisaran harga Rp 314-Rp 346 untuk memastikan harga per lembar saham bisa terjangkau masyarakat luas, termasuk user, merchant, dan mitra.
Andre Soelistyo, Direktur Utama/CEO/Co-Founder PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk mengatakan, kalau cita-cita Grup GoTo adalah untuk memperluas jangkauan IPO GoTo bagi kepentingan bersama.
Oleh karena itu pihaknya menyiapkan program saham Gotong Royong yang bisa dimiliki oleh mitra baik driver dan juga merchant, konsumen, dan juga pegawai tetap Grup GoTo.
"Program ini spesial buat kami, ini sudah jadi mimpi mau fasilitasi semua stakeholder yang membangun GoJek dan GoTo yang berpartisipasi, ditujukan bagi mitra, UMKM merchant, konsumen loyal, dan karyawan," jelas Andre.
Andre juga menjelaskan kalau mekanisme ini sudah dibahas dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan detailnya akan diberitahukan kemudian.
Managing Director Investment Banking PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) David Agus mengatakan, nilai nominal saham GoTo yang lebih kecil dibandingkan harga IPO saham PT Bukalapak TBk (BUKA), tetapi tidak bisa dibandingkan secara per lembar saham.
"Rentang harga tersebut tentunya kami sudah pertimbangkan dengan berbagai hal. Valuasi ini telah dipertimbangkan dengan seksama dan mencerminkan kekuatan dan fundamental bisnis GoTo. Kedua, seperti halnya pembelian saham yang lain, fokus investor harusnya adalah prospek di masa depan," ucap David.
"Yang lebih relevan mungkin kita lihat nilai saham secara keseluruhan dari perusahaan tersebut. Karena harga saham ditentukan nilai nominal, jumlah saham yang diterbitkan, dan masih banyak penjelasan yang akan terlalu banyak bila dibahas satu per satu," kata David yang juga menjadi penjamin emisi saham GoTo.
Saham IPO GoTo disebut mendapat sambutan positif dari investor di Indonesia. Hal ini terlihat dari naiknya jumlah partisipan IPO pada masa penawaran awal (book building) IPO GoTo.
Kenaikan jumlah partisipan diakui salah satunya oleh Direktur Utama PT Stockbit Sekuritas Digital Megawati Andrew Soewardi. Dia berkata, pengguna Stockbit antusias menyambut aksi korporasi GoTo yang rencananya akan resmi melantai di bursa pekan depan.
"Sebagai platform yang menyediakan fitur e-IPO bagi penggunanya, Stockbit telah memfasilitasi proses IPO beberapa perusahaan sebelumnya, di mana para pengguna dapat dikatakan cukup antusias. Kenaikan jumlah pengguna fitur e-IPO juga naik dari waktu ke waktu," kata Megawati kepada CNBC Indonesia, Senin (4/4/2022).
Menurutnya, partisipasi investor dalam masa penawaran awal IPO GoTo lebih tinggi dibanding periode book building yang pernah terjadi. Kenaikan partisipasi bahkan mencapai 600%.
"Apabila dibandingkan dengan rata-rata jumlah pengguna yang ikut serta dalam masa book building perusahaan-perusahaan lain sebelumnya, jumlah pengguna yang berpartisipasi dalam masa book building PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. naik secara signifikan di angka 600%," ujarnya.
Stockbit yakin kenaikan jumlah investor yang ikut masa penawaran awal juga terjadi karena mulai dikenalnya fitur e-IPO. Ke depan keberadaan fitur e-IPO diharap membawa lebih banyak lagi investor agar berpartisipasi di IPO perusahaan.
"Dengan seluruh tahapan e-IPO yang dapat langsung dimonitor di aplikasi Stockbit tanpa harus pindah aplikasi dan prosesnya 100% online, ini merupakan komitmen kami dalam membuka dan memperluas akses masyarakat Indonesia terhadap pasar modal," katanya.
Pada kesempatan terpisah, Head of Research Samuel Sekuritas, Suria Dharma menyebutkan kalau saham teknologi mulai menarik antusiasme investor. Ketertarikan ini mulai terlihat semenjak tahun lalu.
Rencana GoTo masuk ke bursa, walaupun dengan nilai IPO yang lebih kecil, namun secara market cap sangatlah besar. GoTo menawarkan 46,7 miliar saham seri A di harga Rp 338/saham yang berarti total dana yang diperoleh mencapai Rp 15,8 triliun, masih lebih rendah dari BUKA.
Namun secara valuasi saat IPO nilai kapitalisasi pasar GoTo jauh lebih besar mencapai Rp 400,3 triliun sedangkan BUKA saat itu hanya sekitar Rp 87 triliun. Hal ini juga sangat terkait dengan status kedua startup yang berbeda.
"Jadi GoTo ke depan akan jadi benchmark bagi saham teknologi lainnya. Kalau berhasil, tentu akan makin banyak orang yang tertarik dengan saham teknologi," kata Suria kepada CNBC Indonesia pekan lalu.
Dengan posisi kapitalisasi pasar saat atau market cap ini saja, market cap GoTo sudah bisa masuk jajaran market cap di atas Rp 100 triliun alias big cap. Market cap GoTo sudah melampaui PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang saat ini sekitar Rp 364 miliar. "Kalau setelah IPO harganya naik, maka market cap GoTo akan lebih besar lagi," imbuh Suria.
(hps/dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Adakah Potensi Cuan di Balik Angka Kerugian GoTo?