Dolar Perkasa & Cadangan Devisa RI Turun, Rupiah Merana...

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
Kamis, 07/04/2022 12:36 WIB
Foto: Ilustrasi Dolar dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah bergerak stagnan lalu melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Kamis (7/4/2022). Indeks dolar AS memang sedang perkasa di pasar spot, sehingga menekan penguatan rupiah sampai dengan hari ini.

Melansir data dari Refinitiv, Mata Uang Tanah Air membuka perdagangan dengan stagnan, lalu menguat tipis 0,03% di Rp 14.355/US$. Namun, rupiah berbalik arah menjadi terkoreksi 0,03% ke Rp 14.360/US$ pada pukul 11:00 WIB.


Menurut jajak pendapat Reuters untuk ahli strategi forex menilai bahwa dolar AS akan tetap dominan untuk saat ini selama bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) tetap pada jalur hawkish-nya untuk menaikkan suku bunga acuan dan menurunkan beberapa pembelian obligasi.

Indeks Dolar telah melesat 7% di 2021 terhadap 6 mata uang dunia dan melanjutkan kinerja yang luar biasa karena kembali naik 4% di sepanjang tahun ini.

Sebagian besar kekuatan itu didorong oleh komentar dari pejabat The Fed yang selain menyerukan kenaikan suku bunga 50 basis poin menjadi 0,75% - 1% pada bulan depan, serta berbicara secara terbuka tentang rencana untuk mengurangi neraca.

"Saya pikir dolar AS dapat mempertahankan kenaikannya di tahun 2022, setidaknya hingga musim panas 2023 mendatang," tutur Kepala Riset Pasar Global ING Chris Turner dikutip dari Reuters.

Kemarin, telah dirilis risalah pertemuan The Fed pada Maret lalu dan menunjukkan bahwa mereka ingin mengurangi triliunan kepemilikan obligasi dengan konsensus sekitar US$ 95 miliar per bulan.

Pejabat Fed secara umum setuju bahwa maksimum US$ 60 miliar dalam obligasi dan US$ 35 miliar dalam sekuritas berbasis hipotek, bertahap dalam lebih dari tiga bulan yang akan dimulai pada Mei.

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa per akhir Maret 2022 sebesar US$ 139,1 miliar. Anjlok US$ 2,3 miliar dari bulan sebelumnya. Penurunan tersebut dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Cadangan devisa merupakan indikator yang penting untuk mengetahui seberapa besar negara dapat melakukan perdagangan internasional untuk menunjukkan perekonomiannya. Serta, sebagai jaminan bagi tercapainya stabilitas moneter.

Semakin besar cadangan devisa Indonesia, maka semakin besar kemampuan RI dalam melakukan transaksi ekonomi dan keuangan internasional, sehingga semakin kuat pula nilai mata uang negaranya.

Namun, cadangan devisa yang menurun, menekan performa Mata Uang Garuda hari ini terhadap dolar AS, ditambah keagresifan The Fed menopang si greenback perkasa di pasar spot.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(aaf/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS