The Fed Makin Agresif, Bursa Asia Dibuka Kebakaran

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
07 April 2022 08:46
foto : Reuters
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik kembali dibuka di zona merah pada perdagangan Kamis (7/4/2022), menyusul koreksinya bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan kemarin setelah rilis risalah rapat bank sentral AS.

Indeks Nikkei Jepang ambruk 1,78%, Hang Seng Hong Kong merosot 0,72%, Shanghai Composite China terkoreksi 0,56%, Straits Times Singapura melemah 0,7%, KOSPI Korea Selatan terpangkas 0,81%, dan ASX 200 Australia terpangkas 0,48%.

Dari Korea Selatan, saham teknologi Samsung Electronics melaporkan laba operasinya untuk kuartal pertama 2022 kemungkinan melonjak sekitar 50%, dibandingkan tahun lalu.

Emiten produsen chip memori dan smartphone tersebut membukukan laba operasional sekitar 14,1 triliun won (US$ 11,6 miliar), seperti yang dijelaskan dari laporan keuangan perseroan.

Bursa saham Asia-Pasifik yang cenderung kembali terkoreksi pada hari ini terjadi di tengah koreksinya kembali bursa saham AS, Wall Street pada perdagangan Rabu kemarin, karena saham-saham teknologi kembali berjatuhan.

Indeks Dow Jones ditutup melemah 0,42% ke level 34.496,51, S&P 500 merosot 0,97% ke posiis 4.481,15, dan Nasdaq Composite ambruk 2,22% menjadi 13.888,82.

Investor menyambut negatif risalah rapat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pada rapat bulan lalu yang mengindikasikan bahwa para pejabat bank sentral "secara umum sepakat" mengurangi neraca keuangannya sebesar US$ 95 miliar per bulan.

Selain itu, mereka juga mempertimbangkan kenaikan suku bunga acuan (Fed Funds Rate) yang lebih agresif dari sekadar 25 basis poin (bp). Bursa saham AS anjlok ketika notula rapat tersebut dirilis, meski kemudian di penghujung perdagangan laju koreksi kian berkurang.

"Banyak peserta rapat mencatat bahwa-dengan inflasi di atas target Komite [Pasar Terbuka Federal/FOMC], risiko inflatoir masih meninggi, dan Fed Funds Rate di bawah estimasi peserta pasar dalam jangka panjang-mereka condong pada kenaikan sebesar 50 basis poin di rentang waktu yang ditargetkan," demikian tertulis dalam risalah rapat tersebut.

Sebelumnya, Presiden The Fed Philadelphia, Patrick Harker mengatakan "sangat cemas" melihat inflasi. Komentar itu menimpali pernyataan Gubernur The Fed, Lael Brainard yang memberi sinyal dukungan kenaikan suku bunga acuan dan mengurangi neraca secepatnya pada Mei.

Sementara itu, Presiden The Fed San Francisco, Mary Daly menilai inflasi tinggi sama buruknya dengan pengangguran bagi masyarakat AS karena memicu beban ekonomi dan menekan tingkat kesejahteraan.

Terungkapnya sikap agresif The Fed membuat imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) tenor 10 tahun yang menjadi acuan pasar melesat ke 2,65%, yang merupakan level tertinggi dalam 3 tahun terakhir.

Saham teknologi pun anjlok melanjutkan koreksi kemarin karena kenaikan suku bunga acuan bakal memukul beban bunga pendanaan mereka.

Saham Apple, Microsoft, Amazon dan Tesla menjadi pemberat utama indeks bursa AS. Saham Nvidia dan Marvell Technology terus melemah, masing-masing sebesar 5,9% dan 2,6%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perdagangan Perdana di 2024, Bursa Asia Dibuka Beragam

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular