Analisis Teknikal

IHSG Kena Profit Taking, Gaes! Waspada Lanjut Longsor Sesi 2

Putra, CNBC Indonesia
Rabu, 06/04/2022 12:37 WIB
Foto: IHSG Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah signifikan 0,71% di level 7.097,32 pada perdagangan sesi I, Rabu (6/4/2022).

Meski harga saham-saham Tanah Air berguguran tetapi tak menyurutkan asing untuk melakukan aksi beli, terbukti dari net buy senilai Rp 306 miliar di seluruh pasar.

IHSG senasib dengan bursa saham Asia yang juga berguguran pada perdagangan hari ini. Indeks Nikkei Jepang terkoreksi 1,58% hingga siang ini.


Semalam bursa saham AS juga ditutup melemah mengakhiri reli dua hari sepanjang minggu ini. Indeks Dow Jones drop 0,8% sedangkan S&P 500 dan Nasdaq Composite ambles masing-masing 1,26% dan 2,36%.

Kabar yang membuat pasar keuangan bergejolak datang dari Gubernur Federal Reserve Lael Brainard yang mengatakan bahwa pihaknya perlu menurunkan neracanya "secara cepat" untuk menekan inflasi.

"Inflasi terlalu tinggi dan menyimpan risiko kenaikan lanjutan," tuturnya, dikutip CNBC International.

Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), lanjut dia, perlu secara bertahap mendongkrak suku bunga acuan (Fed Funds Rate). Deutsche Bank menjadi bank di Wall Street pertama yang memprediksi resesi AS akhir 2023 atau awal 2024 karena agresivitas The Fed memerangi inflasi.

Setelah terkoreksi dalam di sesi I, bagaimana prospek IHSG di sesi II nanti? Apakah ada peluang rebound? Simak ulasan teknikal berikut.

Analisis Teknikal

Foto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG sesi I dan indikator BB, tampak bahwa indeks sempat bergerak menembus ke bawah level support terdekatnya di 7.097.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

RSI bergerak menurun yang menunjukkan adanya penguatan momentum jual. Sementara itu dari sisi indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD), tampak garis EMA 12 sudah memotong garis EMA 26 dari atas dan bar histogram bergerak ke area negatif.

Jika melihat indikator teknikal, ada kemungkinan IHSG berpotensi balik arah di sesi II. Setidaknya IHSG akan menguji level 7.081-7.126 di sesi II.

Perlu diwaspadai IHSG masih bisa lanjut terkoreksi di sesi II dengan level support terdekatnya di 7.041.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(trp/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pasang Surut IHSG & Rupiah Tutup Semester I-2025