
Cek! 5 Fakta Soal Inversi Yang Bikin Pasar Saham Goyang
![[THUMB] Resesi](https://awsimages.detik.net.id/visual/2019/08/15/27dbf9fa-58eb-4577-ba99-c378eacea466_169.jpeg?w=900&q=80)
4. Tanda akan terjadinya resesi
Alasan kenapa pelaku pasar was-was jika inversi terjadi adalah resesi. Jika inversi muncul, maka resesi perekonomian AS berada di depan mata.
Berdasarkan riset dari The Fed San Francisco yang dirilis 2018 lalu menunjukkan sejak tahun 1955 ketika inversi yield terjadi maka akan diikuti dengan resesi dalam tempo 6 sampai 24 bulan setelahnya. Sepanjang periode tersebut, inversi yield Treasury hanya sekali saja tidak memicu resesi (false signal).
Terbaru, pada tahun 2019 yang memicu resesi perekonomian AS setelahnya. Meski saat itu ada faktor pandemi Covid-19 yang membuat perekonomian dunia jeblok, banyak negara juga mengalami resesi.
![]() |
Grafik di atas menunjukkan spread yield Treasury tenor 10 tahun dengan 2 tahun, dan wilayah abu-abu menunjukkan resesi di Amerika Serikat. Terlihat ketika spread negatif (inversi) maka setelahnya akan terjadi resesi.
Hanya pada pertengahan tahun 1960an ketika terjadi inversi tanpa disusul dengan resesi. Namun, Amerika Serikat tetap mengalami pelambatan pertumbuhan ekonomi yang signifikan.
Sebelum tahun ini, sejak 1955 total sudah terjadi inversi yield Treasury sebanyak 11 kali, dan 10 kali menjadi resesi dalam tempo 2 tahun.
5. Inversi kali ini terjadi karena The Fed
Meski menjadi "peramal" resesi yang jitu, tetapi banyak analis melihat inversi kali ini tidak akan memicu terjadinya resesi. Sebab The Fed yang mempengaruhi pergerakan yield Treasury dengan kebijakan pembelian obligasi (quantitative easing/QE).
Kebijakan tersebut memang sudah berakhir bulan lalu, tetapi saat ini The Fed memiliki menyimpan Treasury dengan jumlah yang jumbo. Hal tersebut terlihat dari nilai neraca (balance sheet) yang nyaris mencapai US$ 9 triliun.
Sejak pademi Covid-19 nilai neraca The Fed melonjak US$ 4,8 triliun.
Richard Bernstein Associate, sebagaimana diwartakan CNBC International mengatakan jika The Fed tidak melakukan QE maka yield Treasury tenor 10 tahun akan berada di kisaran 3,7%. Sehingga spread dengan tenor 2 tahun akan menjadi positif 1%, tidak negatif atau mengalami inversi seperti saat ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)[Gambas:Video CNBC]