
8 Kabar Ini Wajib Baca Sambil Pantau Calon Bos OJK

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lagi-lagi cetak rekor ke level tertingginya dalam sejarah (All Time High). IHSG ditutup melesat 0,45% di level 7.148,29 pada perdagangan Selasa (5/4/2022).
Di menit-menit terakhir perdagangan, IHSG diangkat dan berakhir finish di zona hijau. Bersamaan dengan penguatan IHSG kemarin, asing net buy Rp 603 miliar di pasar reguler.
Saham yang paling banyak diborong asing adalah saham BBRI dan ANTM dengan net buy Rp 126 miliar dan Rp 101 miliar.
Di luar pasar saham, kabar lain yang juga patut disimak adalah terkait uji kepatutan dan kelayakan atau fit and proper test calon anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan dimulai pada hari ini, Rabu, 6 April 2022.
Pengujian akan dimulai pada pukul 10.00 WIB. Calon yang akan diuji untuk pertama kali adalah posisi Ketua DK OJK. Adalah Mahendra Siregar dan Darwin Cyril Noerhadi.
Cermati kabar pasar serta kabar emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai transaksi pada perdagangan Rabu (6/4/2022):
1. EP ID Holdings Beli Saham CENT Rp 1,36 T Kini Genggam 96,17%
EP ID Holdings Pte. Ltd. kini memiliki 96,17% saham emiten menara telekomunikasi, PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk (CENT).
EP ID Holdings Pte. Ltd, yang berkedudukan di Singapura, sebelumnya memiliki 76,79% saham CENT, dan baru-baru ini bertambah 6.040.026.116 saham, hingga meningkat 19,38% seperti yang diungkapkan dalam keterbukaan informasi, dikutip Selasa (5/4/2022).
EP ID Holdings Pte. Ltd. membeli total 6.040.026.116 saham dengan harga setiap sahamnya, Rp 224 untuk 1.378.304.500 saham, serta di harga Rp 227 untuk 4.661.721.616 saham.
2. Bank Amar Tambah Modal Lagi Nih, Ada Suntikan dari Tolaram?
PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) berencana menambah modal lewat penambahan jumlah saham baru dengan mekanisme Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue. Jumlah modal yang akan ditambahkan dalam rights issue ini lebih dari Rp 2 triliun.
Di mana jumlah saham baru yang akan diterbitkan sebanyak 20 miliar unit dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Di mana harga pelaksanaan disesuaikan dengan aturan yang berlaku di pasar modal. Dimana harga saham Bank Amar di bursa saham saat ini di kisaran Rp 390/unit.
Hal ini disampaikan perseroan dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia. Pelaksanaan rights issue ini akan disesuaikan dengan POJK No. 32/2015 juncto POJK No. 14/2019, pelaksanaan PMHMETD dapat dilaksanakan setelah:
Perseroan memperoleh persetujuan dari RUPSLB sehubungan dengan PMHMETD;
Perseroan menyampaikan pernyataan pendaftaran dalam rangka PMHMETD beserta dokumen pendukungnya kepada OJK; dan
Pernyataan pendaftaran Perseroan, yang akan disampaikan kepada OJK, sehubungan dengan rencana PMHMETD dinyatakan efektif oleh OJK.
Penambahan modal ini, menurut penjelasan dari direksi Bank Amar, dilakukan untuk memenuhi Peraturan OJK Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum mengenai pemenuhan Modal Inti Minimum. Di mana perseroan merencanakan pelaksanaan rights issue paling lambat sebelum akhir tahun 2022.
Dana yang diperoleh dari rights issue akan digunakan perseroan untuk memperkuat struktur permodalan dan merupakan tambahan modal kerja untuk mendukung kegiatan usaha Perseroan sebagai Bank Umum Swasta Non Devisa, terutama dalam rangka pemberian kredit kepada nasabah yang akan direalisasikan secara bertahap.
Dengan meningkatnya kinerja dan daya saing Perseroan, diharapkan pula dapat meningkatkan imbal hasil nilai investasi bagi seluruh pemegang saham Perseroan.
Saat ini yang menjadi pemegang saham Bank Amar Indonesia adalah Tolaram Group Inc sebesar 55,04% dan masyarakat sebesar 44,96%.
3. Star Pacific Jual Seluruh 19,8% Saham di Lippo Insurance
PT Star Pacific Tbk (LPLI) diketahui akan menjual seluruh kepemilikannya di PT Lippo General Insurance Tbk (LPGI) alias Lippo Insurance kepada perusahaan asuransi asal Korea.
Sebelumnya, Star Pacific diketahui menggenggam 19,80% saham LPGI, sedangkan PT Inti Anugerah Pratama, yang juga entitas Grup Lippo, memiliki 65,79% saham LPGI.
PT Hanwha Life Insurance Indonesia berencana untuk membeli 42,79% saham Inti Anugerah di LPGI dan 4,9% saham Star Pacific di LPGI, di mana seluruhnya merupakan 47,69% dari seluruh saham yang telah dikeluarkan oleh LPGI.
Pada 1 April 2022, Hanwha Life selaku calon pengendali baru LPGI diketahui telah menandatangani Conditional Sale and Purchase Agreement (Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat) dengan Inti Anugerah dan LPLI.
Selanjutnya, Hanwha General Insurance akan membeli 14,9% saham milik Star Pacific di LPGI. Perjanjian jual beli saham bersyarat antara HGI dan Star Pacific juga sudah dilakukan pada 1 April 2022.
Dengan demikian, Star Pacific akan menjual seluruh 19,8% saham miliknya di LPGI. Sementara, kepemilikan Inti Anugerah di LPGI bakal berkurang menjadi 23%.
"Tujuan dari Rencana Transaksi adalah merealisasikan keuntungan investasi Perseroan," ungkap manajemen Star Pacific.
4. Bos INDY Buka-bukaan Soal Rencana RI Ubah Setoran Batu Bara
Pemerintah memiliki rencana untuk mengerek tarif royalti batu bara bagi Pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) maupun Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). Sebagaimana diisukan sebelumnya, bahwa tarif royalti akan ditetapkan secara progresif disesuaikan berdasarkan harga batu bara terkini.
Vice President Director and CEO Indika Energy, Azis Armand mengaku tak keberatan jika pemerintah berencana menaikkan royalti perusahaan tambang. Namun dengan catatan, kenaikan tersebut tetap masuk akal dan tetap memperhatikan kepentingan pelaku usaha.
"Selama semua make sense buat perusahaan tetap memproduksi tidak merubah adanya cadangan yang signifikan. Karena itu kan tetap sama cost tambahan biaya dari kita," kata Azis Armand saat ditemui di Jakarta, Senin malam (4/4/2022).
Menurut dia perusahaan juga perlu memperhitungkan kembali seberapa besar biaya produksi batu bara akibat adanya kenaikan royalti. Begitu juga dengan keekonomian dalam proses menambang cadangan batu bara.