Ini Bukti Dana Asing & Harga Komoditas Punya "Hubungan" Erat

trp, CNBC Indonesia
Rabu, 06/04/2022 10:45 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berulang kali mencetak rekor tertinggi. Torehan ini tak lepas dari derasnya dana asing yang masuk ke bursa domestik.

Sejak awal tahun, aksi beli bersih atau net buy investor asing mencapai Rp 34,83 triliun. Banyak yang menilai bahwa banjir dana asing ke Indonesia dipicu oleh adanya kenaikan harga komoditas global.

Sebagai negara eksportir komoditas seperti batu bara hingga minyak nabati seperti CPO, naiknya harga komoditas memberikan keuntungan bagi RI.


Ekspor terus terdongkrak, neraca dagang surplus 22 bulan beruntun. Bahkan pada periode Januari-Februari 2022, neraca dagang RI surplus hampir US$ 4,8 miliar.

Surplus neraca dagang mengindikasikan bahwa pasokan valas berlimpah. Rupiah pun punya tenaga untuk menguat atau setidaknya stabil.

Stabilitas nilai tukar menjadi kunci penting terutama bagi investor asing yang ingin menanamkan modalnya ke negara berkembang yang notabene tergolong soft currency.

Nilai tukar yang volatil menjadi risiko bagi investor. Namun dengan stabilitas yang terjaga dan fundamental ekonomi yang kuat membuat investor tak perlu khawatir akan currency risk tadi.

Foto: trp
Dana asing memiliki korelasi dengan pergerakan harga komoditas

Inilah yang dialami Indonesia sejak tahun 2000. Tampak pada tahun 2000-2008 sebelum krisis keuangan global, harga komoditas mengalami lonjakan tajam. Arus dana asing secara total yang masuk ke RI mencapai hampir Rp 95 triliun.

Namun saat harga komoditas melemah dan anjlok pada 2015 tampak bahwa outflow terjadi di pasar saham domestik.

Saat harga komoditas ambles pada 2015-2018, total outflow dari pasar saham RI tercatat mencapai Rp 97 triliun. Outflow kembali terjadi ketika Covid-19 melanda di tahun 2020, bahkan kala itu harga minyak sempat ambruk ke level negatif. Outflow mencapai Rp 47 triliun.

Namun setelah itu harga komoditas naik dan inflow berangsur masuk ke pasar saham RI dan berlanjut hingga sekarang.

Melihat fenomena ini, dapat disimpulkan bahwa masuknya dana asing juga besar dipengaruhi oleh pergerakan harga komoditas global.

Secara historis kejatuhan harga komoditas akan cenderung dibarengi dengan outflow asing dari pasar Indonesia secara langsung.

Pertanyaanya, kira-kira sampai kapan asing akan terus memarkirkan uangnya di Indonesia? Jawaban atas pertanyaan ini tentu sangat bergantung kondisi harga komoditas, perekonomian global, serta kondisi geopolitik.

Secara historis kenaikan harga komoditas akan tetap diikuti dengan penurunan karena merupakan sebuah siklus.

Banyak yang memprediksikan harga komoditas akan mulai mereda setidaknya kuartal III-2022 seiring dengan perbaikan suplai dan demand dan harapan berakhirnya konflik Rusia-Ukraina meskipun kemungkinan belum akan kembali ke level normal.

Bisa jadi saat itu ekspor RI tak sebesar awal-awal siklus dan begitu juga dengan surplus neraca dagangnya. Malahan kalau impor lebih besar, neraca dagang jebol, ini juga bisa memicu outflow jika dibarengi dengan inflasi yang tinggi dan valuasi aset-aset keuangan domestik yang sudah tidak menarik lagi.


(trp/dhf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Iran-Israel Bikin Harga Komoditas Naik, RI Diuntungkan?