
IHSG Rekor Lagi! Saham JAYA Jadi Tercuan, LUCY Terboncos

Namun ada beberapa saham yang menjadi top losers saat IHSG kembali mencetak ATH barunya kemarin.
Berikut sepuluh saham yang menjadi top losers pada perdagangan Selasa kemarin.
![]() |
Di posisi pertama terdapat saham emiten pengelola bar dengan nama Lucy in The Sky yang juga dimiliki oleh artis Wulan Guritno, yakni PT Lima Dua Lima Tiga Tbk (LUCY).
Saham LUCY sendiri ditutup ambles 9,77% ke level harga Rp 120/saham pada perdagangan kemarin.
Nilai transaksi saham LUCY pada perdagangan kemarin mencapai Rp 1,51 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 12,48 juta lembar saham.
Sebelumnya pada Senin 28 Maret lalu, Komisaris Utama perseroan, Felly Imransyah telah mengundurkan diri dari posisi jabatan tersebut. Pengunduran diri ini efektif berlaku per tanggal 1 April 2022.
Sehubungan dengan pengunduran diri tersebut, penunjukan Komisaris Utama perseroan akan ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2022.
Di tengah pengunduran diri Komisaris Utama LUCY, perseroan saat ini sedang merampungkan pembangunan outlet baru yang berlokasi di Cikini dan Pantai Indah Kapuk (PIK).
Rencananya kedua outlet yang baru dibangun tersebut akan mulai dibuka di kuartal kedua dan keempat tahun 2022.
Sedangkan dari saham top losers di posisi kedua, terdapat saham emiten jasa layanan teknologi riset dan pengembangan rekayasa material dan nanoteknologi yakni PT Nanotech Indonesia Global Tbk (NANO), di mana harga sahamnya ambrol 7,77% ke posisi harga Rp 95/saham.
Nilai transaksi saham NANO pada perdagangan kemarin mencapai Rp 69,62 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 694,94 juta lembar saham. Investor asing melakukan pembelian bersih sebesar Rp 491,9 ribu di pasar reguler.
Sebelum menjadi runner up top losers Selasa kemarin, saham NANO juga sempat menduduki posisi pertama saham top losers pada Senin awal pekan ini.
Saham NANO juga masih terbilang baru di bursa, pasalnya saham ini baru melantai di bursa pada awal Maret lalu, yakni 10 Maret 2022.
Sebelumnya, harga penawaran umum (IPO) saham NANO ditetapkan di Rp 100/saham. Bahkan, dalam sepekan terakhir saja, harganya masih mencatatkan koreksi hingga 38,31%. Sejak listing, pergerakannya juga cenderung volatil.
Sementara di posisi ketiga diduduki oleh saham emiten properti yakni PT Dafam Property Indonesia Tbk (DFAM) yang anjlok 6,9% ke level Rp 675/saham.
Nilai transaksi saham DFAM pada perdagangan kemarin mencapai Rp 12,11 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 15,41 juta lembar saham. Investor asing membeli saham DFAM sekitar Rp 56 ribu di pasar reguler pada Selasa kemarin.
Berikutnya di deretan saham top losers ada saham emiten penyedia jasa provider internet WiFi dan tayangan berbayar yakni PT First Media Tbk (KBLV), yang harga sahamnya ambrol 6,85% ke level Rp 272/saham.
Adapun di posisi kelima terdapat saham penyediaan listrik, perdagangan, real estate dan infrastruktur, serta jasa konstruksi yakni PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), di mana harga sahamnya merosot 6,82% ke posisi Rp 41.000/saham.
Meski merosot, namun harga nominal saham DSSA masih terbilang paling mahal kedua di bursa setelah saham PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/vap)[Gambas:Video CNBC]