Rusia Disebut Bantai Warga Bucha, Harga Minyak Melonjak!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 April 2022 07:34
Orang-orang berjalan melewati kendaraan yang hancur di jalan, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di Bucha, Ukraina, Rabu (2/3/2022). (Tangkapan Layar video REUTERS/via Reuters TV)
Foto: Orang-orang berjalan melewati kendaraan yang hancur di jalan, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di Bucha, Ukraina, Rabu (2/3/2022). (Tangkapan Layar video REUTERS/via Reuters TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia bergerak naik pada perdagangan pagi hari ini. Maklum, harga si emas hitam sempat jatuh lumayan dalam.

Pada Selasa (5/4/2022) pukul 07:07 WIB, harga minyak jenis brent tercatat US$ 107,53/barel. Melesat 3,01% dari posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Sedangkan yang jenis light sweet atawa West Texas Intermediate (WTI) harganya US$ 103,28/barel. Melonjak 4,04%.

Lesatan harga minyak terjadi usai tren koreksi yang cukup lama. Buktinya, dalam sebulan terakhir harga brent dan light sweet masih minus masing-masing 7,98% dan 9,25% secara point-to-point.

Artinya, investor memandang bahwa harga minyak sudah murah. Ini menyebabkan aksi borong sehingga harga kontrak minyak naik.

Selain itu, perkembangan konflik Rusia-Ukraina masih menjadi warna bagi dinamika harga minyak. Berbagai negara mengutuk keras serangan Rusia ke Ukraina, terutama yang terjadi di kota Bucha.

Di kota tetangga Kyiv tersebut ditemukan kuburan massal dan mayat-mayat yang terikat dengan bekas tembakan jarak dekat. Pembantaian terhadap warga sipil di Bucha membuat dunia geram dan menuding Negeri Beruang Merah.

"Putin (Vladimir Putin, Presiden Rusia) dan para pendukungnya harus menerima konsekuensi," tegas Olaf Scholz, Kanselir Jerman, sebagaimana diwartakan Reuters.

Rusia sendiri membantah hal tersebut namun negara-negara Barat telah menegaskan akan menambah sanksi terhadap Kremlin. Amerika Serikat (AS) bahkan  mengumumkan sanksi baru pada pekan ini.

Christine Lambrecht, Menteri Pertahanan Jerman, menyebut potensi memboikot komoditas energi asal Rusia harus menjadi pertimbangan.

Padahal Rusia adalah salah satu pemain utama di pasar minyak dunia. Tanpa minyak Rusia, dunia akan benar-benar kehilangan. Sementara permintaan akan meningkat seiring pelonggaran pembatasan sosial usai meredanya pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di berbagai negara.

"Permintaan minyak sangat kuat. Nantinya, pasokan akan tersedot sehingga menjadi semakin ketat dan harga bakal terus naik," tutur Phil Flynn, Analis Price Futures Group, seperti dikutip dari Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasokan Libya Bikin Panas Harga Minyak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular