7 Kabar Ini Wajib Dibaca Sebelum Anda Cari Cuan Hari Ini

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
05 April 2022 07:21
Layar Pergerakan Saham
Foto: Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

5. Perusahaan Furnitur Oscar Living Incar Rp 50 M dari IPO

Perusahaan furnitur Oscar Living, PT Oscar Mitra Sukses Sejahtera Tbk berencana melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) dengan menawarkan sebanyak-banyaknya 400.000.000 saham.

Jumlah saham yang ditawarkan tersebut setara sebanyak-banyaknya 21,10% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah penawaran umum, yang merupakan saham baru yang dikeluarkan dari portepel Perseroan dengan nilai nominal Rp 10 setiap saham.

Mengutip prospektus, Senin (4/4/2022), saham baru tersebut ditawarkan kepada masyarakat dengan rentang Harga Penawaran sekitar Rp 100 hingga Rp 125 per saham.

"Jumlah Penawaran Umum ini adalah sebanyak-banyaknya Rp 50.000.000.000," tulis prospektus.

Perseroan telah menunjuk PT Danatama Makmur Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Bersamaan dengan penerbitan Saham Baru, Perseroan juga menawarkan Waran Seri I sebanyak-banyaknya 400.000.000 Waran Seri I, yang mewakili sebanyak-banyaknya 26,67% dari jumlah saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh pada saat Pernyataan Pendaftaran disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

6. Goldman Sach & JPMorgan Sebut RI No 1 untuk Investasi Saham

Setidaknya dari tiga pasar keuangan di Asia Tenggara, Indonesia menjadi pilihan teratas dari Goldman Sachs dan JPMorgan Asset Management.

Berikut tiga pilihan pasar saham Asia Tenggara dari Goldman Sachs dan JPMorgan Asset Management yang cukup menarik bagi mereka.

1. Indonesia Dengan Sektor Perbankan dan Komoditas

Menurut Desmond Loh, seorang manajer portofolio di JPMorgan Asset Management, sektor yang menarik bagi pasar saham Indonesia adalah sektor perbankan, karena ia menilai bahwa penduduk Indonesia masih cenderung minim literasi akan produk perbankan.

"Di Indonesia, secara struktural kami positif terhadap perbankan karena mayoritas penduduk masih unbanked atau underbanked. Kami saat ini diposisikan di sektor swasta terkemuka dan juga bank-bank milik negara karena mereka telah secara proaktif mendorong adopsi digital untuk mempercepat penetrasi keuangan," kata Loh, dilansir dari CNBC International.

Unbanked adalah istilah di mana individu yang sudah cukup umur atau produktif, tetapi tidak memiliki rekening bank. Individu ini lebih suka menggunakan transaksi dalam bentuk cash.

Sedangkan underbanked adalah golongan individu yang sudah mempunyai rekening bank tetapi masih belum bisa mengakses produk keuangan seperti kartu kredit, KTA, dan lain-lainnya.

Selain positif di sektor perbankan, sektor komoditas juga mampu mendorong daya tarik investor asing untuk memburu pasar saham RI, karena kenaikan beberapa komoditas menjadi keuntungan sendiri bagi Indonesia.

Adapun komoditas tersebut yakni batu bara, nikel, dan minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO).

"Harga komoditas yang kuat juga bermanfaat bagi pendapatan ekspor di Indonesia serta neraca perdagangan negara, dan itu ditetapkan untuk mendukung rupiah Indonesia serta prospek pertumbuhan jangka pendek di Indonesia," kata Loh.

Harga komoditas global diibaratkan seperti 'roller coaster', karena sejak perang di Ukraina pecah, harga beberapa komoditas seperti minyak mentah, gandum, dan jagung pun mengalami kenaikan yang cukup tinggi, karena adanya peningkatan permintaan.

7. OJK: Penghimpunan Dana dari Pasar Modal Capai Rp 47,6 T

Rapat Dewan Komisioner (RDK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Maret 2022 mencatat sektor jasa keuangan tetap stabil dan bertumbuh seiring peningkatan fungsi intermediasi di sektor perbankan dan Industri Keuangan Non Bank serta menguatnya pasar modal.

OJK mengatakan hal tersebut didorong kerja pengaturan dan pengawasan yang solid, serta terkendalinya pandemi sehingga meningkatkan aktivitas sosial ekonomi masyarakat dan mendorong pertumbuhan perekonomian nasional.

Bahkan IHSG telah menguat 1,6% mtd dan mencatatkan all time high pada level 7.049,68 (24/3/2022).

Hingga 29 Maret 2022, penghimpunan dana di pasar modal melalui Penawaran Umum Saham, Obligasi, dan Sukuk telah mencapai nilai Rp 47,6 triliun dengan penambahan 15 emiten baru.

"Hal ini menunjukkan optimisme investor domestik maupun global atas perekonomian domestik yang terus pulih," ungkap data OJK, Senin (4/4/2022).

Secara rinci, penghimpunan dana di pasar modal pada Januari 2022 mencapai Rp 5,7 triliun, naik menjadi Rp 28,33 triliun pada Februari 2022, dan mencapai Rp 47,6 triliun pada Maret 2022.

Di sisi lain, NAB Reksa Dana mencapai Rp 573,11 triliun pada Januari, turun menjadi Rp 569,3 triliun pada Februari, dan naik kembali pada Maret mencapai Rp 573,2 triliun.

Adapun jumlah emiten baru pada Januari hanya enam emiten saja, menjadi 12 pada Februari, dan hingga akhir Maret mencapai 15 emiten baru.

(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular