
Saham WIRG Jadi yang Paling Cuan, NANO Paling Boncos

Di saat IHSG berhasil mencetak kembali ATH barunya, beberapa saham menjadi top losers pada perdagangan Senin kemarin.
Berikut sepuluh saham yang menjadi top losers pada perdagangan Senin kemarin.
![]() |
Di posisi pertama terdapat saham emiten jasa layanan teknologi riset dan pengembangan rekayasa material dan nanoteknologi yakni PT Nanotech Indonesia Global Tbk (NANO), yang ditutup ambles 9,65% ke level harga Rp 103/saham.
Nilai transaksi saham NANO pada perdagangan kemarin mencapai Rp 19,14 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 181,73 juta lembar saham. Investor asing pun melepasnya sebesar Rp 82,86 juta di pasar reguler.
Padahal, saham NANO sendiri juga merupakan saham yang baru melantai di bursa pada pekan lalu, sehingga pada perdagangan kemarin menjadi perdagangan awal di pekan kedua.
Sebelumnya, harga penawaran umum (IPO) saham NANO ditetapkan di Rp 100/saham. Bahkan, dalam sepekan terakhir saja, harganya sudah terkoreksi hingga 33,12%. Sejak listing, pergerakannya juga cenderung volatil, tetapi harga sahamnya masih memberikan return sebesar 14% sejak IPO.
Sedangkan di posisi kedua, ada saham emiten penyewaan menara telekomunikasi sekaligus anak usaha dari PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), yakni saham PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR), yang ambrol 7% ke posisi harga Rp 44.175/saham pada perdagangan kemarin.
Nilai transaksi saham SUPR pada perdagangan kemarin mencapai Rp 4,42 juta dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 100 lembar saham.
Saham SUPR sendiri saat ini mendapatkan notasi khusus oleh bursa, yakni notasi X, di mana notasi ini berartikan saham dalam pemantauan khusus oleh BEI.
Sebelum mendapat notasi X, saham SUPR sempat disuspensi oleh BEI pada 24 Februari lalu usai terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham tersebut. Namun pada 18 Maret lalu, suspensi saham SUPR kembali dibuka.
Harga saham SUPR sendiri saat ini menjadi yang paling tinggi di BEI, di atas harga saham emiten Grup Sinar Mas yang bergerak di bidang pertambangan, teknologi, dan penyediaan tenaga listrik, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) yang sebesar Rp 44.000/unit.
Sementara di posisi ketiga diduduki oleh saham emiten perdagangan gas dan energi baru dan terbarukan (EBT) yakni PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) yang anjlok 6,97% ke level Rp 1.870/saham.
Nilai transaksi saham SGER pada perdagangan kemarin mencapai Rp 13,24 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 6,88 juta lembar saham. Investor asing menjual saham SGER sebesar Rp 2,17 miliar di pasar reguler pada Senin kemarin.
Berikutnya di deretan saham top losers ada saham emiten produsen batu bara, PT Indo Tambangraya Megah Tbk yang ambles 6,94% ke level Rp 26.825/saham dan saham emiten jasa penyewaan transportasi PT Batavia Prosperindo Trans Tbk (BPTR) yang ambruk 6,9% ke posisi Rp 270/saham pada perdagangan kemarin.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/vap)[Gambas:Video CNBC]