Ini Bukti, Kredit Macet Bank RI Aman!

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
Senin, 04/04/2022 20:24 WIB
Foto: Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso (Tangkapan Layar Youtube)

Jakarta, CNBC Indonesia - Profil risiko lembaga jasa keuangan pada Februari 2022 masih terjaga dengan rasio NPL gross menurun menjadi 3,08% dan rasio NPF Perusahaan Pembiayaan stabil di level 3,25%. Walaupun terdapat penyesuaian likuiditas perbankan sebagai dampak kebijakan kenaikan GWM Bank Indonesia, namun likuiditas industri perbankan pada Februari 2022 masih berada pada level yang sangat memadai.

"Ini tercermin dari rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit dan Alat Likuid/DPK masing-masing sebesar 147,33% dan 32,72%, di atas threshold masing-masing sebesar 50% dan 10%," mengutip penyataan resmi OJK.

Dari sisi permodalan, perbankan mencatatkan permodalan yang relatif stabil pada Februari 2022 tercatat sebesar 25,82% atau jauh di atas threshold. Sementara, industri asuransi jiwa dan asuransi umum mencatatkan RBC yang juga meningkat masing-masing sebesar 535,72% dan 323,11% yang berada jauh di atas threshold 120%.



Begitu pula gearing ratio perusahaan pembiayaan yang tercatat sebesar 1,94 kali atau jauh di bawah batas maksimum 10 kali. OJK secara konsisten terus melakukan asesmen terhadap perekonomian dan sektor jasa keuangan bersama pemerintah, otoritas, serta stakeholders lainnya dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan di tengah momentum pemulihan ekonomi nasional.

Bukan cuma itu, OJK juga kenaikan perbankan sejak Desember 2021 hingga Februari 2022 mencapai 6,33%. Secara rinci, pada Desember 2021 kredit perbankan mencapai Rp 5.768, 6 triliun, pada Januari 2022 mencaai Rp 5.709,4 triliun, dan pada Februari 2022 mencapai Rp 5.762, 4 triliun.

"Fungsi intermediasi perbankan pada bulan Februari 2022 kembali mencatatkan tren positif dengan pertumbuhan kredit sebesar 6,33% yoy dengan seluruh kategori debitur mencatatkan kenaikan, terutama UMKM dan ritel," ungkap data OJK.


Pertumbuhan kredit juga didorong naiknya kredit modal kerja 7,57%, investasi 5,49%, dan konsumsi 5,21%, serta ditopang pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh 11,11% terutama didorong oleh giro yang tumbuh sebesar Rp 30,1 triliun. Hal tersebut mencerminkan dukungan perbankan dalam pemulihan ekonomi nasional terus membaik.

DPK sepanjang Desember 2021 mencapai Rp7.479,5 triliun, Januari 2022 mencapai Rp 7.362, 6 triliun, dan pada Februari Rp 7.384 triliun.

OJK juga terus mendorong terbentuknya tingkat suku bunga perbankan yang lebih efisien dan secara umum hingga Februari terus melanjutkan tren penurunan.

"Rata-rata suku bunga kredit tertimbang dari Kredit Modal Kerja (KMK), Kredit Investasi (KI), dan Kredit Konsumsi (KK) pada Februari 2022 tercatat sebesar 9,02% atau menurun dibandingkan periode sebelumnya, begitupun dengan SBDK yang menurun menjadi sebesar 8,81%," pungkas OJK.


(RCI/dhf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bankir Putar Otak Genjot Kredit Saat Daya Beli & Ekonomi Lesu