Putin Pusing Jual Emas Rusia, Nilainya US$ 20 Miliar!

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Senin, 04/04/2022 17:35 WIB
Foto: REUTERS/Maxim Shemetov

Jakarta, CNBC Indonesia - China dan Timur Tengah jadi "juru selamat" Rusia dalam menjual emasnya setelah diboikot Amerika Serikat (AS) dan Eropa buntut serangan yang dilancarkan ke Ukraina. Bank sentral Rusia mengatakan akan menampung produksi emas Rusia, namun tidak sebanyak masa pra-pandemi Covid-19.

Ini membuat pasokan emas Rusia sebesar 340 ton yang bernilai US$ 20 miliar terombang-ambing tanpa tujuan.

Moskow sendiri telah mengeluarkan izin ekspor langsung kepada penambang dua tahun lalu,namun hanya sedikit yang menggunakan proses tersebut sejauh ini. Sebab mereka lebih suka mengandalkan penjualan melalui fasilitas bank.


Adanya sanksi internasional yang menghambat penyerapan emas Rusia diharapkan mampu membuat perusahaan mempertimbangkan menggunakan fasilitas izin ekspor langsung tersebut. Penjualan di Asia dan Timur Tengah bisa jadi pasar potensial.

"Polymetal International Plc adalah salah satu produsen yang ingin menggunakan ekspor langsung, dengan peluang penjualan ke Uni Emirat Arab dan China," kata seorang juru bicara perusahaan, dilansir SMM pada Jumat (1/4/2022).

Beberapa penambang besar lainnya juga telah memulai pembicaraan dengan perusahaan yang berbasis di China dan UEA, menurut dua orang yang mengetahui masalah tersebut, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena informasi tersebut tidak dipublikasikan, mengutip SMM (1/4/2022).

Bank Rusia pernah menjadi pembeli emas terbesar dengan meraup hampir semua hasil tambang negara itu, sebelum menghentikan pembelian pada awal 2020. Janjinya untuk mulai membeli lagi akan membantu menyerap sebagian pasokan yang tidak dapat diekspor.

"Ada pendapatan anggaran yang sangat bagus," kata Natalia Orlova, ekonom di Alfa-Bank.

"Sekarang mereka hanya bisa diselamatkan melalui pembelian emas," tambahnya.

Bank sentral membatasi harga beli di Rubel 5.000/gram, setara US$1.880/troy ons. Pembelian ini direncanakan untuk mendukung penjualan penambang emas karena kesulitan ekspor dan pasar domestik yang tidak mampu menyerap besarnya volume ekspor emas tersebut, menurut dua pejabat dekat bank sentral yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, melansir SMM (1/4/2022).

Meski demikian, ada peningkatan signifikan dalam permintaan emas di sektor ritel. Hal ini tak lepas dari kebijakan Moskow untuk membatalkan pajak pertambahan nilai membeli emas.

"Kami melihat peningkatan yang signifikan dalam permintaan emas di ritel. Bank siap membayarnya menggunakan harga patokan internasional, dan bukan 5.000 rubel," kata juru bicara Polymetal.

Harga emas cenderung tidak bereaksi terhadap fundamental penawaran dan permintaan dengan cara yang sama seperti komoditas lain seperti logam dasar, energi atau pertanian. Namun prospek penurunan ekspor Rusia akan memangkas pasokan global.

"Pasar emas biasanya surplus. Jika permintaan (emas) Rusia tumbuh, hasil tambangnya tidak diperkenalkan kembali ke pasar internasional dan kelebihan pasokan dihilangkan oleh ETF, pasar emas bisa lebih dekat ke keseimbangan (neraca pasokan) untuk pertama kalinya sejak 2015," ," kata Suki Cooper, analis di Standard Chartered Plc.

Rusia sendiri adalah penambang emas terbesar kedua di dunia setelah China menurut World Gold Council. Hasil tambangnya meliputi 9,5% hasil tambang emas di dunia.

Foto: SMM
Pasar Tambang Emas Dunia


(ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Iran-Israel, Saham Emas Kembali Jadi Incaran Pasar