Analisis Teknikal

Pekan Pertama Puasa, IHSG Masih Bisa Pecah Rekor Lagi?

Putra, CNBC Indonesia
Senin, 04/04/2022 06:35 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan sukses menguat 1,09% sepanjang pekan lalu. Pada perdagangan hari terakhir Jumat (1/4/2022), IHSG bahkan kembali cetak rekor all time high di 7.078,76.

Kinerja yang solid dari IHSG juga didukung oleh inflow dana asing yang mengalir deras. Asing terpantau net buy Rp 4,6 triliun di seluruh pasar minggu lalu.

Mayoritas bursa saham Asia juga berakhir di zona hijau akhir pekan lalu. Indeks saham Vietnam dan China memimpin penguatan dengan apresiasi masing-masing 1,63% dan 0,94%.


Bursa saham AS (Wall Street) juga mengikuti jejak bursa saham Asia yang berakhir di zona apresiasi. Indeks Dow Jones naik 0,4% disusul oleh S&P 500 dan Nasdaq Composite yang masing-masing menguat 0,34% dan 0,29%.

Memasuki hari pertama kuartal II-2022, investor memang memberikan sambutan yang positif, terbukti dari kinerja harga aset keuangan berisiko seperti saham dan kripto yang menguat.

Di pasar komoditas harga minyak mentah juga melemah tajam lebih dari 10% setelah prospek damai Rusia-Ukraina mengemuka dan rencana AS untuk mengeluarkan cadangan minyak strategisnya.

Masuk hari kedua puasa Ramadan sekaligus hari kedua perdagangan kuartal II-2022, bagaimana prospek IHSG hari ini? Simak ulasan teknikal berikut.

Analisis Teknikal

Foto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG pekan lalu dan indikator BB, tampak bahwa indeks di sepanjang pekan lalu terus mencoba mencetak rekor all time high dan membentuk level resisten baru.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

RSI cenderung bergerak naik mengindikasikan penguatan momentum beli. RSI ditutup di level 63,2 dan masih belum menyentuh area jenuh belinya.

Apabila menggunakan indikator teknikal lain yakni Moving Average Convergence Divergence (MACD), tampak garis EMA 12 berada di atas garis EMA 26 namun keduanya masih berimpit.

Jika mempertimbangkan aspek teknikal, sentimen serta apresiasi yang mengantarkannya ke level all time high, IHSG punya peluang konsolidasi terlebih dahulu.

Peluang koreksi IHSG juga sebenarnya terbuka. IHSG berpotensi menguji level 6.972-7.114 untuk perdagangan hari ini.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(trp/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat