Lelah Pecah Rekor Terus, IHSG Sepertinya Rehat di Sesi Dua

Putra, CNBC Indonesia
31 March 2022 12:23
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,2% di level 7.067,58 pada perdagangan sesi I, Kamis (31/3/2022).

IHSG konsisten bergerak di zona hijau sepanjang perdagangan. Namun jika dibandingkan dengan level pembukaan, IHSG ditutup lebih rendah di sesi I.

Bahkan, IHSG sempat tembus level all time high lagi untuk periode intraday di 7.099,5. Investor asing net buy Rp 495,7 miliar di pasar reguler, namun net sell Rp 335,4 miliar di pasar negosiasi dan tunai, sehingga secara neto masih ada inflow sebesar Rp 160,3 miliar di seluruh pasar.

Mayoritas bursa saham Asia bergerak di zona merah pada perdagangan siang ini. Hanya IHSG yang memiliki kinerja cemerlang.

Indeks Hang Seng terpantau melemah 0,91% disusul oleh indeks Nikkei yang ambles 0,46%. Semalam Wall Street juga ditutup dengan koreksi.

Indeks Dow Jones melemah 0,19% sedangkan indeks S&P 500 melorot 0,63%. Sementara itu indeks Nasdaq Composite anjlok 1,21%.

Pelemahan harga saham AS justru terjadi ketika yield obligasi pemerintah AS 10 tahun mengalami penuurunan sebesar 5 bps menjadi 2,35% semalam.

Setelah mencatatkan kinerja impresif di sesi I, bagaimana prospek pergerakan IHSG di sesi kedua? Berikut ulasan teknikalnya.

Analisa Teknikal

TeknikalFoto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG sesi I dan indikator BB, tampak bahwa indeks sudah mendekati level resisten terdekat di 7.076.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

RSI cenderung bergerak turun mengindikasikan penguatan momentum jual. Namun RSI masih belum menunjukkan adanya tanda-tanda jenuh beli karena berada di area 61,26.

Apabila menggunakan indikator teknikal lain yakni Moving Average Convergence Divergence (MACD), tampak garis EMA 12 bergerak di atas garis EMA 26 dan bar histogram berada di wilayah positif.

Jika melihat indikator teknikal terutama RSI yang menurun dan IHSG yang sempat tembus level resisten, ada kemungkinan apresiasi indeks bakal lanjut terpangkas di sesi II. Level support terdekat IHSG berada di 7.043.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular