Simak! Bos BRI Bagikan Resep Mampu Bertahan dari Krisis
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) terbukti mampu bertahan dari krisis akibat pandemi Covid-19. Restrukturisasi kredit menjadi salah satu siasat bank pelat merah itu memenangi tantangan tersebut.
Sunarso, Direktur Utama BBRI saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR menjelaskan, pihaknya merestrukturisasi kredit senilai Rp 246,68 triliun sepanjang 2021. Dari nilai ini, sebesar Rp 69,38 triliun berhasil diselamatkan.
Kemudian, sekitar Rp 21 triliun tidak perlu diselamatkan lantaran benar-benar sehat. Hanya sekitar Rp 6,8 triliun kredit yang tidak bisa diselamatkan.
Oleh karena itu, muncul loan at risk sehingga BBRI perlu melakukan pencadangan. "Pencadangan ini dilakukan untuk menjaga simpanan nasabah dan deposito tetap terjamin aman," ujar Sunarso, Rabu (30/3/2022).
"Sehingga, kami mencadangkan non-performing loan (NPL) terhadap loan at risk. Cadangan NPL terhadap loan at risk sebesar 278% dan secara grup 280% lebih," sambung Sunarso.
NPL terhadap loan at risk itu memang terbukti ada yang tidak diselamatkan sekitar Rp 6 triliun. Jumlah ini yang Sunarso pastikan akan dikelola dengan baik dengan tetap melakukan pencadangan.
Oleh karena itu, jika ada loan at risk yang kemudian berubah jadi NPL, maka cadangan loan at risk harus lebih tinggi. Cadangan BBRI terhadap loan at risk saat ini sekitar 35%.
"Artinya, kalau yang direstrukturisasi itu macet, masih tetap aman. Mudah-mudahan yang Rp 6 triliun tadi masih tetap bisa diselamatkan," terang Sunarso.
(dhf/dhf)