
Tesla Mau Pecah Saham Demi Bagikan Dividen, Kok Bisa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Tesla berencana memecah sahamnya agar dapat membayar dividen dalam bentuk saham kepada para pemegang saham, menurut pengajuan Senin (28/3) lalu.
Dalam pengajuan kepada Komisi Sekuritas dan Bursa, Tesla mengatakan akan meminta persetujuan pada rapat pemegang saham tahunannya "untuk meningkatkan jumlah saham beredar ... sehingga memungkinkan memecah saham biasa dalam bentuk dividen saham."
Dividen saham adalah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk tambahan saham perusahaan, bukan uang tunai. Dividen ini tidak mempengaruhi nilai perusahaan, tetapi membuat harga sahamnya terdilusi.
Meski demikian perusahaan tidak menentukan kapan pemecahan saham akan dilaksanakan atau seberapa besar rasio yang ditawarkan.
Menanggapi pengumuman tersebut, saham Tesla ditutup naik 8% pada hari Senin di US$ 1.091,84. Sebagai catatan, perusahaan yang didirikan oleh Elon Musk tersebut biasanya mengadakan rapat pemegang saham di kuartal terakhir tahun berjalan.
Tesla saat ini berhak untuk menerbitkan maksimal 2 miliar saham. Pada 31 Januari, perusahaan memiliki 1,03 miliar saham beredar.
Langkah itu dilakukan setelah Amazon bulan ini mengatakan akan memecah sahamnya 20:1 dan Induk Google, Alphabet mengatakan pada 1 Februari bahwa mereka akan memberlakukan pemecahan dengan rasio sama, yang berarti pemegang satu saham akan memperoleh tambahan 19 saham untuk setiap satu saham yang mereka miliki.
Stock split vs dividen saham
Berbeda dengan dividen tunai, dividen saham mendilusi nilai setiap saham seperti yang terjadi pada pemecahan saham (stock split).
Pemecahan saham biasanya memberi setiap investor satu atau lebih saham baru untuk setiap saham yang mereka miliki, sedangkan dividen saham biasanya memberi pemegang saham sedikit tambahan atas saham yang mereka miliki.
Karena sifatnya yang mirip, dividen saham sering juga disebut sebagai mini stock split. Sebagai contoh jika perusahaan menerbitkan 3% dividen saham, artinya pemegang 1.000 saham akan memperoleh 30 saham tambahan sebagai bagian dari pembayaran dividen.
Meskipun penerbitan dividen saham pada dasarnya melemahkan nilai saham yang beredar karena meningkatkan total pasokan saham, jika harga saham naik, ini bisa menguntungkan bagi pemegang saham. Selain itu, dividen saham tidak dikenakan pajak sampai saham tersebut dijual, tidak seperti dividen tunai.
Keputusan dividen saham ini muncul hampir dua tahun setelah Tesla memberlakukan pemecahan saham 5 banding 1 yang tercatat mampu mengerek kinerja saham perusahaan. Tesla, pada saat itu, mengatakan langkah tersebut diambil "untuk membuat kepemilikan saham lebih mudah diakses oleh karyawan dan investor."
Hingga akhir pekan lalu saham Tesla masih tertekan 4,4% untuk tahun 2022. Sedangkan sepanjang tahun lalu sahamnya melonjak 49,8% dan setahun sebelumnya lagi, yang mana stock split dilaksanakan 31 Agustus 2020, saham Tesla melonjak 743,4% sepanjang tahun.
Dilansir Bloomberg News saat ini Tesla akan menghentikan produksi di pabriknya di Shanghai karena penguncian wilayah akibat penyebaran virus sedang dilakukan di kota tersebut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(fsd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siap Dilego Elon Musk, Saham Tesla Ambruk 7%