Shanghai Lockdown, Harga Minyak Down! Turun Sampai 2%...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
30 March 2022 07:35
Ilustrasi Pertamax Turbo
Foto: Ilustrasi Pertamax Turbo (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia masih menjalani tren koreksi. Perkembangan konflik Rusia-Ukraina serta pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di China menjadi penyebab penurunan harga si emas hitam.

Pada Rabu (30/3/2022) pukul 06:50 WIB, harga minyak jenis brent berada di US$ 110,23/barel. Anjlok 2% dari posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, harga komoditas ini ambles 2,87% secara point-to-point.

Sedangkan yang jenis light sweet harganya US$ 104,24/barel. Turun 1,62%. Selama seminggu ke belakang, harga turun 2,83% secara point-to-point.

Perkembangan konflik Rusia-Ukraina menjadi salah satu faktor penyebab koreksi harga minyak. Moskow berjanji akan mengurangi intensitas serangan ke Ukraina, terutama di ibu kota Kyiv dan sejumlah kota besar lainnya. Langkah ini ditempuh seiring tengah berlangsungnya pembicaraan damai antara kedua negara di Turki.

"Keputusan telah dibuat, yaitu mengurangi aktivitas militer dalam skala besar di Kyiv dan mengarah ke Chernihiv," ungkap Alexander Formin, Wakil Menteri Pertahanan Rusia, sebagaimana diwartakan Reuters.

Apabila Rusia dan Ukraina berhasil berdamai, maka ada harapan Negeri Beruang Merah bisa lepas dari sanksi. Salah satunya adalah sanksi larangan ekspor minyak.

Dengan demikian, minyak dari Rusia bisa kembali masuk ke pasar dunia. Ini tentu bisa mengurangi tekanan kenaikan harga mengingat Rusia adalah salah satu produsen utama minyak di pasar global.

Faktor lainnya yang juga menjadi beban bagi harga minyak adalah dinamika pandemi virus corona di China. Peningkatan kasus positif harian membuat pemerintah memberlakukan karantina wilayah (lockdown) di sejumlah daerah.

Salah satunya adalah distrik pusat ekonomi dan keuangan Shanghai. Wilayah ini berpenduduk sekitar 26 juta jiwa, kira-kira hampir sama dengan populasi Australia.

Lockdown Shanghai akan dibagi menjadi dua tahap. Pertama adalah mulai 27 Maret 2022 di bagin timur dan disusul 1 April 2022 di sebelah barat.

Menurut analsis ANZ, Shanghai menyumbang sekitar 4% dari total konsumsi minyak di Negeri Tirai Bambu. Sementara Rystad Energy memperkirakan konsumsi minyak di China bisa berkurang 200.000 barel/hari.

Salah satu dampak penurunan konsumsi minyak terlihat di berkurangnya permintaan avtur. OAG, penyedia data aviasi, mengungkapkan lockdown di Shanghai menyebabkan pembatalan tiket penerbangan mencapai 1,1 juta kursi.

"Sepertinya penerbangan internasional baru pulih pada kuartal IV-2022," ujar Liu Yuntao, Analis di Energy Aspects, seperti dikutip dari Reuters. Energy Aspects memperkirakan permintaan avtur di China pada kuartal II-2022 akan turun 155.000 barel/hari.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular