Analisis Teknikal

Habis Rekor Langsung Tekor, IHSG Lanjut Turun di Sesi 2?

Tri Putra, CNBC Indonesia
29 March 2022 12:42
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,10% di level 7.042,21 hingga sesi perdagangan I Selasa (29/3/2022) berakhir.

Sebelum terkoreksi, IHSG sempat tembus ke level All Time High di 7.072,78. Di sesi I, asing mencatatkan net buy sebesar Rp 526 miliar di seluruh pasar.

Bursa saham kawasan Asia bergerak variatif hingga siang ini. Indeks Nikkei dan Hang Seng naik masing-masing 0,73% dan 0,45%. Sementara indeks Shanghai Composite dan Strait Times melemah 0,25% dan 0,23%.

Kekhawatiran perlambatan ekonomi China akibat merebaknya Covid-19 membuat harga minyak terkoreksi, mengingat Negeri Tirai Bambu merupakan importir minyak terbesar di dunia.

Di sisi lain, investor juga mulai khawatir akan ancaman resesi di AS yang semakin nyata. Kurva imbal hasil obligasi pemerintah AS (US Treasury) yang terbalik (inverted).

Kini selisih yield antara US Treasury untuk tenor 5 dan 30 tahun sudah negatif. Artinya suku bunga jangka pendek lebih tinggi dari suku bunga jangka panjang yang bisa menjadi leading indikator terjadinya resesi.

Meski kurva imbal hasil AS terbalik, namun pasar saham AS tetap ditutup sumringah di awal pekan. Indeks Dow Jones naik 0,27%. Sementara itu indeks S&P 500 menguat 0,71% dan Nasdaq Composite memimpin dengan apresiasi 1,31%.

Setelah melemah tipis 0,10% di sesi I, bagaimana arah pergerakan indeks di sesi II? Berikut ulasan teknikalnya.

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG sesi I dan indikator BB, tampak bahwa indeks bergerak turun mendekati level support di 7.042.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

RSI cenderung bergerak sideways. Namun RSI masih belum menunjukkan adanya tanda-tanda jenuh beli karena berada di area 60,54.

Apabila menggunakan indikator teknikal lain yakni Moving Average Convergence Divergence (MACD), tampak garis EMA 12 dan garis EMA 26 membentuk pola menyempit.

Jika melihat indikator teknikal maka IHSG masih berpeluang untuk terkoreksi di sesi II. Indeks kembali berpotensi menguji level 7.042-7.065 untuk hari ini.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular