
Sebelum Tekan Tombol Order, Cermati Kabar Pasar Berikut Ini

Laba RS Mitra Keluarga (MIKA) Naik 46% Jadi Rp 1,23 T di 2021
PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) mencatat kenaikan laba bersih sebesar 46% secara tahunan sepanjang 2021.
Laba emiten rumah sakit pengelola RS Mitra Keluarga ini mencapai Rp 1,23 triliun atau naik dibandingkan dengan posisi per 2020 yang ada di angka Rp 841,67 miliar.
Mengutip laporan keuangan MIKA pada Senin (28/3/2022), laba bersih perseroan melonjak ditopang oleh pertumbuhan pendapatan neto sepanjang 2021.
Pendapatan bersih MIKA per akhir 2021 mencapai Rp 4,352 triliun atau tumbuh 27,3% secara tahunan dibandingkan dengan posisi 2020 yaitu Rp 3,419 triliun.
Kenaikan pendapatan ini banyak berasal dari pertumbuhan jasa rawat inap perseroan yang menyumbang sebesar Rp 2,83 triliun. Nilai ini naik dibandingkan dengan posisi per 2020 yaitu Rp 2,24 triliun.
Kemudian, sumber pendapatan lain perseroan adalah layanan rawat jalan. Pemasukan dari layanan ini mencapai Rp 1,52 triliun atau tumbuh dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya di angka Rp 1,18 triliun.
Laba Summarecon (SMRA) Loncat 80% Jadi Rp 323 M di 2021
Laba bersih PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) tercatat tumbuh 80% secara tahunan pada 2021 lalu. Laba bersih perusahaan properti ini mencapai Rp 323,7 miliar atau naik dari perolehan di 2020 yaitu Rp 179,8 miliar.
Mengutip laporan keuangan SMRA pada Senin (28/3/2022), diketahui laba bersih perseroan melonjak akibat pertumbuhan pendapatan neto sepanjang 2021. Pendapatan bersih SMRA per akhir 2021 mencapai Rp 5,567 triliun atau tumbuh 10,69% secara tahunan dibandingkan dengan posisi 2020 yaitu Rp 5,029 triliun.
Pada saat yang sama, beban pokok penjualan dan beban langsung perusahaan naik dari Rp 2,737 triliun di 2020 menjadi Rp 2,973 triliun per akhir 2021. Aset perusahaan tercatat naik nilainya dari Rp 24,922 triliun pada 2020 menjadi Rp 26,049 triliun di 2021.
Direktur Waskita (WSKT) Mundur, Demi Penerbitan Obligasi?
Direktur Pengembangan Bisnis dan Quality, Safety, Health, dan Environment PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) Arijanti Erfin mengundurkan diri. Hal ini diungkapkan secara terbuka oleh perseroan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dalam keterbukaan informasi yang dikutip Senin (28/3/2022), Arijanti Erfin mengundurkan diri sejak 23 Maret 2022.
Kemudian, surat Pengunduran Diri tersebut, ditindaklanjuti dengan Pemberhentian sementara Arijanti Erfin sebagai Direktur Pengembangan Bisnis dan Quality, Safety, Health, dan Environment PT Waskita Karya (Persero) Tbk oleh Dewan Komisaris Perseroan.
Pemberhentian Sementara tersebut efektif per tanggal 24 Maret 2022.
"Sehubungan dengan hal tersebut, merujuk Anggaran Dasar Perseroan Pasal 11 Ayat 20 dapat diinformasikan bahwa Dewan Komisaris Perseroan telah menunjuk Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Perseroan untuk menggantikan tugas, wewenang dan tanggung jawab Direktur Pengembangan Bisnis dan Quality, Safety, Health, dan Environment Perseroan berdasarkan surat No. 11/RHS/WK/DK/2022 tanggal 24 Maret 2022 perihal Pemberitahuan Pemberhentian Sementara Direktur Pengembangan Bisnis dan Quality, Safety, Health dan Environment serta Penunjukan Direksi Pengganti Sebagai Pelaksana Tugas Direktur Pengembangan Bisnis dan Quality, Safety, Health dan Environment PT Waskita Karya (Persero) Tbk," kutip keterbukaan informasi, Senin (28/3/2022).
Goks! Laba Cimory Meledak 346% di 2021, Ini Penyebabnya
Perusahaan produsen yoghurt PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) membukukan pertumbuhan laba bersih 346% secara tahunan pada 2021 lalu. Laba bersih perusahaan mencapai Rp 790 miliar dibanding perolehan di 2020 senilai Rp 177 miliar.
Laba bersih CMRY melonjak berkat kenaikan pendapatan bersih perusahaan yang mencapai 120% dibanding setahun sebelumnya menjadi Rp 4,09 triliun. Pada 2020 lalu, pendapatan Cimory ada di angka Rp 1,86 triliun.
"Cimory mencatatkan pertumbuhan penjualan bersih dan laba bersih yang luar biasa pada 2021, yang merupakan hasil fokus kami pada inovasi produk dan menciptakan pasar baru di kategori makanan berbasis protein," kata Direktur Utama Cimory Grup Farell Sutantio dalam keterangan tertulis, Senin (28/3/2022).
Penjualan produk Dairy dan Consumer Foods menopang pertumbuhan laba bersih perseroan. Segmen Dairy mencetak kenaikan penjualan 120% menjadi Rp 2,65 triliun. Sedangkan segmen Consumer Foods mencetak pertumbuhan penjualan sebesar 119% menjadi Rp 1,44 triliun.
Total aset CMRY meningkat 416% menjadi Rp 5,6 triliun dibandingkan posisi di 2020 yaitu Rp 1,08 triliun. Kemudian, liabilitas perusahaan pada 2021 mencapai Rp907 miliar atau naik dari posisi per 2020 yaitu Rp352 miliar.
Sabar Ya, Transaksi Saham Juga Kena PPN 11% Mulai 1 April
Baru saja pengenaan bea materai Rp 10.000 untuk setiap transaksi saham di atas Rp 10 juta berlaku mulai 1 Maret 2022 lalu, kini investor harus siap-siap mengeluarkan tambahan biaya lagi untuk setiap transaksi saham.
Dalam sebuah surel kepada para nasabahnya, salah satu perusahaan sekuritas menyampaikan bahwa "kami ingin menginformasikan bahwa berdasarkan peraturan undang-undang nomor 7 tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) pada Oktober 2021, kami akan memberlakukan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi sebesar 11% untuk transaksi saham," tulis pengumuman perusahaan sekuritas tersebut, Senin (28/3/2022).
Sehingga biaya transaksi saham akan disesuaikan dengan rincian sebagai berikut:
1) Untuk nilai transaksi < Rp 150 juta, biaya untuk beli adalah 0,1513% dari nilai transaksi, biaya jual 0,2513%.
2) Untuk nilai transaksi Rp 150 juta sampai Rp 1,5 miliar, biaya beli 0,1412%, biaya jual 0,2412%.
3) Untuk nilai transaksi > Rp 1,5 miliar, biaya beli 0,1311%, biaya jual 0,2311%.
"Kebijakan tarif PPN ini akan berlaku mulai 1 April 2022 sebagai bentuk tindak lanjut dari rencana pemerintah untuk menjaga pemulihan ekonomi dalam negeri," ungkap perusahaan sekuritas tersebut.
(RCI/dhf)[Gambas:Video CNBC]