Breaking News: China Lockdown, Harga Nikel Ambrol 6%!
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga nikel dunia anjlok pada perdagangan hari ini. Para pelaku pasar khawatir lockdown di China dapat mengganggu permintaan.
Pada Senin (28/3/2022) pukul 17.00 WIB harga nikel dunia tercatat US$ 33.000/ton, merosot 6,17% dibandingkan harga penutupan akhir pekan lalu.
Pemerintah Kota Shanghai, China, memutuskan untuk melakukan penguncian atau lockdown secara bertahap di wilayah kota itu. Hal ini dilakukan setelah jumlah kasus Covid-19 naik cukup tinggi.
Pihak berwenang mengatakan mereka akan membagi Shanghai menjadi dua menggunakan patokan Sungai Huangpu. Distrik di sebelah timur sungai, dan beberapa di baratnya, akan dikunci dan diuji antara 28 Maret dan 1 April. Area yang tersisa akan dikunci dan diuji antara 1 dan 5 April.
Dikatakan juga bahwa semua perusahaan dan pabrik akan menangguhkan produksi atau bekerja dari jarak jauh selama penguncian. Pengecualian bagi mereka yang terlibat dalam menawarkan layanan publik atau memasok makanan.
Kota ini mencatat 2.631 kasus tanpa gejala baru, yang menyumbang hampir 60% dari total kasus baru tanpa gejala di China hari itu. Ditambah 47 kasus baru dengan gejala.
Sementara itu, China melaporkan total 4.448 infeksi tanpa gejala baru pada 26 Maret, naik dari 4.430 sehari sebelumnya. Angka ini membuat China telah mengkonfirmasi 143.240 kasus sejak pandemi. Angka kematian tetap berada di 4.638 kasus.
China adalah konsumen terbesar nikel di dunia sebesar 1,31 juta ton pada 2020, mengacu data Statista. Akibatnya permintaan berpotensi turun, harga pun mengikuti.
(ras/ras)