
Inversi oh.. Inversi, Rupiah & Mata Uang Asia Jadi Berguguran

Jakarta, CNBC Indonesia - Inversi yield obligasi di Amerika Serikat (AS) kembali muncul yang membuat rupiah tertekan pada perdagangan Senin (28/3). Meski demikian, inversi tersebut juga membuat dolar AS tidak terlalu perkasa meski bank sentralnya (The Fed) akan agresif menaikkan suku bunga di tahun ini.
Melansir data Refinitiv, rupiah sebenarnya membuka perdagangan dengan menguat 0,07% ke Rp 14.330/US$, tetapi tidak lama rupiah langsung masuk ke zona merah. Di penutupan perdagangan, rupiah berada di Rp 14.362/US$, atau melemah 0,15%.
Tidak hanya rupiah hampir semua mata uang utama Asia rontok. Hingga pukul 15:03 WIB, hanya rupee India yang mampu menguat.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia.
Inversi yield obligasi terjadi ketika yield tenor jangka pendek lebih tinggi ketimbang tenor jangka panjang.
Inversi yield di Amerika Serikat menjadi pertanda buruk. Sebab, berdasarkan riset dari The Fed San Francisco yang dirilis 2018 lalu menunjukkan sejak tahun 1955 ketika inversi yield terjadi maka akan diikuti dengan resesi dalam tempo 6 sampai 24 bulan setelahnya. Sepanjang periode tersebut, inversi yield Treasury hanya sekali saja tidak memicu resesi (false signal).
Inversi yield Treasury terakhir kali terjadi di Amerika Serikat pada 2019 lalu yang diikuti dengan terjadinya resesi, meski juga dipengaruhi oleh pandemi penyakit akibat virus corona (Covid-19).
Inversi terjadi saat ini terjadi pada yield tenor 5 tahun yang sebesar 2,6448% sementara tenor 30 tahun berada di 2,602%.
Sementara yield obligasi tenor 2 tahun berada di kisaran 2,3995% dan tenor 10 tahun di 2,5121%.
Selain itu, kabar buruk juga datang dari China. Negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut kembali akan melakukan karantina wilayah (lockdown) di ibu kota Shanghai.
Kenaikan kasus Covid-19 membuat pemerintah China melakukan lockdown dengan membagi Shanghai menjadi dua menggunakan patokan Sungai Huangpu. Distrik di sebelah timur sungai, dan beberapa di baratnya, akan dikunci dan diuji antara 28 Maret dan 1 April. Area yang tersisa akan dikunci dan diuji antara 1 dan 5 April.
"Angkutan umum, termasuk layanan ride-hailing, di daerah-daerah ini akan ditangguhkan ketika lockdown," kata pemerintah kota di akun WeChat resminya dikutip Reuters, Minggu (27/3/2022).
Dikatakan juga bahwa semua perusahaan dan pabrik akan menangguhkan produksi atau bekerja dari jarak jauh selama lockdown. Pengecualian bagi mereka yang terlibat dalam menawarkan layanan publik atau memasok makanan.
"Masyarakat diminta untuk mendukung, memahami dan bekerja sama dengan pekerjaan pencegahan dan pengendalian epidemi kota, dan berpartisipasi dalam pengujian asam nukleat secara tertib," tambah pemerintah.
Sebagai negara utama tujuan ekspor, lockdown yang dilakukan China tentunya bisa berdampak ke negara perdagangan Indonesia yang sudah membukukan surplus 22 bulan beruntun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?
